kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih Bank BNI anjlok 63,9% pada kuartal III-2020, simak faktor pemicunya


Rabu, 28 Oktober 2020 / 07:35 WIB
Laba bersih Bank BNI anjlok 63,9% pada kuartal III-2020, simak faktor pemicunya


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) pada kuartal III 2020 mencatatkan laba bersih Rp 4,32 triliun. Laba bersih ini turun 63,9% yoy dari Rp 11,97 triliun pada akhir September 2019. Anjloknya laba bersih BNI ini dipicu oleh perlambatan perolehan pendapatan bunga bersih dan peningkatan mitigasi risiko perseroan.

Bila dirinci, penurunan ini tak terlepas dari perlambatan dari pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang terbilang stagnan di kuartal III 2020 menjadi Rp 26,64 triliun. Meski begitu pendapatan non bunga bank berlogo 46 ini masih cukup positif dengan kenaikan sebesar 7,2% secara yoy menjadi Rp 8,71 triliun. 

Perlambatan perolehan pendapatan bunga itu juga membuat posisi margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) Bank BNI ikut menyusut 60 basis poin secara tahunan menjadi 4,3%. Akan tetapi, posisi tersebut sebenarnya masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi NIM BNI di tahun ini yang bakal ada di kisaran 3,7%-4,0% berdasarkan Presentasi Perusahaan di kuartal III 2020.

Beberapa rasio profitabilitas lain seperti return on equity (ROE) juga menurun sebesar 9,3% secara tahunan menjadi hanya sebesar 5,4% di kuartal III 2020 dari tahun sebelumnya 14,7%. Sedangkan return on asset (ROA) menurun 1,6% secara tahunan menjadi sebesar 0,9%. 

Baca Juga: Begini strategi BNI mendorong bisnis di tengah pandemi

Perlambatan perolehan laba perseroan ini juga bisa disebabkan oleh meningkatnya mitigasi risiko perseroan. Tercermin dari coverage ratio yang naik signifikan dari 159,2% di September 2019 menjadi sebesar 206,9% di akhir September 2020 atau meningkat sebanyak 47,6%. 

Wajar kalau BNI terus memupuk pencadangan yang cukup jumbo tahun ini. Sebab, kalau melihat posisi non performing loan (NPL) perseroan per kuartal III 2020 memang ada kenaikan cukup tinggi sebesar 1,8% menjadi 3,6%. 

Di samping itu, loan at risk (LAR) untuk kredit yang direstrukturisasi terkait Covid-19 juga meninggi hingga mencapai 28,7%. 

Direktur IT dan Operasi BNI Y.B Hariantono mengatakan, peningkatan coverage ratio ini merupakan langkah strategis yang diambil perseroan untuk meredam potensi risiko kredit yang sedang tinggi di masa pandemi. 

"Langkah mitigasi kredit, kami ingin tumbuh selektif dan prudent. Dengan memperhatikan prospek dan kemampuan bayar debitur," katanya dalam paparan kinerja kuartal III 2020 secara virtual, Selasa (27/10). 

Asal tahu saja, pada kuartal III-2020 realisasi kredit BNI masih tumbuh sebesar 4,2% secara year on year (yoy) menjadi Rp 582,38 triliun. 

Di sisi lain, realisasi dana pihak ketiga (DPK) tumbuh signifikan sebesar 21,4% yoy menjadi Rp 705,09 triliun dari periode setahun sebelumnya Rp 580,97 triliun. Pertumbuhan DPK yang signifikan tersebut tentunya ikut menopang peningkatan aset perseroan yang kini telah menembus Rp 916,95 triliun atau meningkat 12,5% secara tahunan. 

Selanjutnya: Hingga kuartal III 2020, aset BNI tumbuh 12,5% yoy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×