kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mandiri akan carikan strategic investor untuk BSM


Selasa, 24 Oktober 2017 / 21:55 WIB
Mandiri akan carikan strategic investor untuk BSM


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melihat pertumbuhan kinerja anak usaha syariah yang membaik, PT Bank Mandiri (persero) Tbk menyatakan akan menyuntikkan modal Rp 500 miliar untuk PT Bank Syariah Mandiri (BSM).

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya telah menambah modal BSM selama tiga tahun sebesar Rp 500 miliar.

Hal ini menurut Kartika dilakukan guna memenuhi komitmen kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta menjaga rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) BSM stabil di level 14%.

"Ini untuk menjaga CAR BSM 14%, karena dalam 2-3 tahun terakhir, BSM juga melakukan restrukturisasi kredit bermasalah di segmen komersial," katanya di Jakarta, Selasa (24/10).

Lebih lanjut, dalam pengembangan bisnis anak usaha syariahnya itu perseroan juga telah menambah beberapa opsi untuk meningkatkan ekspansi bisnis BSM.

Ada dua opsi yang saat ini tengah didiskusikan oleh Bank Mandiri yakni melakukan Initial Public Offering (IPO) BSM atau mencari Strategic Investor untuk BSM.

Kendati demikian, jika melihat pencapaian kinerja BSM saat ini pria yang akrab disapa Tiko menyebut untuk opsi IPO sebenarnya sudah dapat dilakukan dalam tempo satu tahun dari sekarang.

Hanya saja, pihak Bank Mandiri selaku induk lebih condong untuk mencari investor strategis untuk BSM.

"Kalau dari sisi modal kami sudah sangat mampu, tapi lebih ke strategic investor untuk memberikan nilai tambah untuk bisnis BSM," katanya.

Benar saja, jika melihat paparan kinerja Bank Mandiri perseroan memang merencanakan untuk menambahkan modal BSM sebanyak Rp 500 miliar selama tiga tahun ke depan.

Bank berlogo pita emas ini menyebutkan, perseroan berharap ke depan BSM dapat lebih aktif menyalurkan pembiayaan dan pendanaan ke segmen syariah. Tiko mencontohkan antara lain pembiayaan gadai dan cicil emas, sukuk maupun Murabahah.

"Kita ingin BSM terdifrensiasi dari bank konvensional, dan lebih ke syariah. Karena selama ini pembiayaan masih banyak ke komersial pada umumnya," imbuhnya.

Hal ini juga menghindari kompetisi antara BSM dengan bank konvensional. Atas hal itu, pihaknya berencana mencarikan partner strategis untuk BSM guna menginovasi produk-produk syariah BSM.

Sebagai gambaran saja, per kuartal III 2017 BSM mencatat pertumbuhan cukup signifikan. Tercermin dari aset yang tumbuh 13,34% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 84,1 triliun.

Sementara dari sisi kredit, BSM berhasil menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 58,7 triliun pada September 2017 atau tumbuh 10,33% dibanding pencapaian periode yang sama tahun lalu Rp 53,2 triliun.

Adapun, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat 13,33% yoy dari Rp 66 triliun per akhir September 2016 menjadi Rp 74,8 triliun.

Kendati demikian, dari sisi return on equity (ROE) per kuartal III 2017 tercatat mengalami penurunan dari 6% di kuartal III 2016 menjadi 5,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×