kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,85   7,21   0.78%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Maskapai kehilangan pendapatan ratusan juta akibat Merapi


Jumat, 05 November 2010 / 19:15 WIB
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Seluruh maskapai yang membatalkan penerbangannya ke Yogyakarta akibat penutupan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta dipastikan kehilangan pendapatan ratusan juta rupiah dalam satu hari.

"Disebut rugi sih tidak, karena pesawat kami belum sempat terbang. Kalau terbang lalu kembali itu baru rugi bahan bakar karena sudah terpakai. Bisa dibilang kehilangan potensi pendapatan," kata Direktur Umum PT Lion Mentari Air Edward Sirait, Jumat (5/11).

Pendapatan yang melayang itu menurutnya lebih karena uang pembelian tiket tidak jadi masuk ke dompet perusahaan."Untuk Yogyakarta, kami mengangkut sekitar 1.200 penumpang untuk delapan kali penerbangan one way dari Jakarta. Belum lagi dari Bandung dan Surabaya. Jadi bisa dihitung sendiri berapa kehilangan potensi pendapatannya dikalikan harga tiket," jelas pria yang akrab disapa Edo itu.
Situs resmi Lion Air menyebutkan, harga tiket ke Yogyakarta pada hari ini dijual rata-rata Rp 600.000 per penumpang. Jika dikalikan 1.200 kursi, maka nilainya mencapai Rp 720 juta.

Angka itu bisa lebih tinggi lagi jika load factor Boeing 737-900ER berkapasitas 213 penumpang terisi 100%. Dengan delapan kali penerbangan, artinya Lion bisa saja mengangkut sampai 1.704 penumpang. Jika load factor mencapai 100%, maka potensi kehilangan pendapatan Lion mencapai Rp 1,02 miliar. Belum lagi kehilangan pendapatan balik ke Jakarta.

Kehilangan pendapatan juga dialami PT Garuda Indonesia (Persero). Serupa dengan Lion, Garuda juga memiliki delapan kali penerbangan satu arah Jakarta-Yogyakarta menggunakan Boeing 737-800NG berkapasitas 150 penumpang kelas ekonomi plus 12 penumpang kelas bisnis.

Senior Manager Communications Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menyebut maskapainya melego satu tiket kelas ekonomi dengan harga Rp 600.000 sampai Rp 900.000 tergantung jangka waktu pemesanan dengan keberangkatan. Artinya, dari kelas ekonomi saja Garuda kehilangan pendapatan sekitar Rp 90 juta sampai Rp 135 juta jika load factor terisi 100% untuk penerbangan pemberangkatan.

Apes kehilangan pendapatan bukan hanya dialami Lion dan Garuda. Manajer Humas PT Angkasa Pura II (Persero) Andang Santosa mencatat setidaknya ada 41 penerbangan Jakarta-Yogyakarta PP dibatalkan dari Bandara Soekarno-Hatta.

"Hari ini total 41 jadwal penerbangan dibatalkan, terdiri 20 keberangkatan dan 21 kedatangan," kata Andang.

Dari 41 jadwal penerbangan itu, 16 penerbangan milik Garuda Indonesia, 16 penerbangan Lion Air, tiga penerbangan Mandala Airlines, Batavia Air dua penerbangan, Indonesia AirAsia dua penerbangan dan Sriwijaya dua penerbangan.

Pembatalan tersebut merujuk pada notice to airman (notam) yang dikeluarkan oleh Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta bahwa bandara ditutup mulai 09.50 sampai pukul 06.00 besok pagi. "Dalam notam juga diminta untuk menghindari wilayah udara di sekitar Bandara sejauh 40 notical mill," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×