kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membungkus laba dari emiten produsen kertas


Senin, 16 April 2018 / 07:15 WIB
Membungkus laba dari emiten produsen kertas


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kertas belum kehabisan nafas. Kinerja keuangan dan harga saham kertas semakin bergas.

Setidaknya dua emiten kertas: Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) dan Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) mencatatkan kinerja yang cemerlang. Pada 2017, pendapatan TKIM tumbuh 1,49% dengan lonjakan laba bersih 256,85%. Adapun pendapatan INKP tumbuh 14,98% dengan laba bersih melesat 103,85%.

Dari sisi kinerja saham, sejak awal tahun saham TKIM sudah melambung 143,15% dan INKP menanjak 125,93%. Pencapaian ini cukup fantastis di tengah fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan.

Analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, menilai saham INKP telah menguat di atas 10% selama April. Emiten ini mendapatkan sentimen positif membaiknya industri kertas secara global, dimana permintaannya naik sehingga mendorong harga kertas. “Apalagi INKP juga punya produk kertas yang telah lama berhasil menembus pasar ekspor. Dengan demikian, pendapatan maupun laba bersih INKP positif,” kata Nafan, Kamis (12/4) lalu.

Bukan hanya itu, beredar kabar saham INKP akan masuk indeks MSCI. Jika hal itu terjadi, tentu akan menambah daya dorong saham INTP. Nafan berpendapat, saham yang masuk indeks MSCI bisa dikategorikan sebagai saham yang layak dicermati dan diperhitungkan oleh pelaku pasar. ”Terutama asing dalam meningkatkan kinerja portofolio mereka,” ungkap dia, yang merekomendasikan maintain buy INKP dengan target jangka panjang Rp 15.600 per saham dan maintain buy TKIM dengan target jangka panjang Rp 8.825 per saham.

Era digitalisasi memang mengubah pola penggunaan kertas. Dalam 10 tahun terakhir, industri kertas tertekan lantaran kebutuhan menurun. “Masa suram itu mulai digantikan tren permintaan kertas dengan maraknya industri e-commerce,” tulis analis Bahana Sekuritas, Gregorius Gary, dalam riset 19 Maret 2018.

Dia menyatakan selama 10 tahun terakhir kebutuhan kertas di seluruh dunia menunjukkan tren penurunan. Penurunan kebutuhan kertas untuk cetak dan tulis-menulis berbanding terbalik dengan konsumsi kertas tisu dan kemasan seiring kian maraknya jual-beli online. Bahana merekomendasikan buy INKP dengan target Rp 16.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×