kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski sempat merosot, pemasaran asuransi lewat bancassurance diproyeksi masih cerah


Jumat, 12 Juli 2019 / 17:49 WIB
Meski sempat merosot, pemasaran asuransi lewat bancassurance diproyeksi masih cerah


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemasaran asuransi melalui kanal bank (bancassurace) diproyeksi masih cerah meski kinerja di kuartal pertama 2019 sempat merosot tajam. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu memperkirakan pemasaran lewat bancassurance tetap tumbuh sampai akhir tahun.

Ia berharap premi asuransi dari kanal ini bisa meningkat 15% hingga 25%. “Karena pertumbuhan tersebut ditopang oleh produk baru dan kerja sama perusahaan asuransi dengan bank,” kata Togar kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Dengan adanya kerja sama tersebut maka produk baru yang diluncurkan semakin semarak. Ia menilai kehadiran produk baru itu bisa meningkat pengguna asuransi di tengah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap layanan asuransi.

Baca Juga: Premi Capital Life 99% masih berasal dari kanal bancassurance

Seperti diketahui, pendapatan premi dari bancassurance turun 22,0% per kuartal pertama 2019. Padahal pemasaran asuransi melalui bank berkontribusi 40,9% dari total pendapatan premi industri asuransi.

Salah satunya penyebabnya karena pemain asuransi mengubah strategi pemasaran produk asuransi dari metode pembayaran premi tunggal (single premium) ke premi berkala (regular premium).

Penurunan tersebut terlihat dari data AAJI per Kuartal I 2018, di mana porsi premi tunggal industri masih 54% dan premi regular 46%. Namun keadaan itu berbalik di kuartal I 2019, porsi premi regular naik menjadi 54% dan premi tunggal turun menjadi 46%.

Baca Juga: Hanwa Life bidik porsi 30% premi berasal dari bancassurance untuk 5 tahun ke depan

Menurut Togar, pembayaran lewat premi tunggal secara nilai lebih besar karena dibayarkan sekaligus, tapi cenderung berisiko dan tidak berkelanjutan.

“Bagaimanapun kita sadari single premium lebih banyak dagingnya daripada durinya. Karena bayar premi sekali untuk beberapa tahun. Untuk sisi risiko, itu dikembalikan bagaimana perusahaan mengelola risiko tersebut,” jelas Togar.

Dibanding premi tunggal, ia memperkirakan pertumbuhan premi regular lebih maju pesat. Meskipun pemegang polis membayar dalam jumlah kecil tapi dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Dengan begitu, akumulasi nilai premi regular bisa jauh lebih besar dibandingkan premi tunggal menurut Togar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×