kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK: Stabilitas dan likuditas industri jasa keuangan terjaga


Rabu, 23 Mei 2018 / 18:51 WIB
OJK: Stabilitas dan likuditas industri jasa keuangan terjaga
ILUSTRASI. Uang Rupiah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia masih dalam kondisi terjaga.

Tekanan yang terjadi di pasar keuangan lebih dipicu oleh sentimen global terkait dengan normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan lebih agresif, dan direspons dengan kenaikan imbal hasil di pasar surat utang AS.

Imbal hasil obligasi AS (yield US Treasury) 10 tahun sempat mencapai 3,11%, level tertinggi sejak 2011, yang pada gilirannya mendorong investor untuk melakukan portfolio rebalancing khususnya dengan melakukan penyesuaian investasi di emerging markets termasuk Indonesia.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, investor non-residen melakukan net sell baik di pasar saham maupun pasar surat utang negara. Seiring dengan tren penurunan indeks saham di beberapa emerging markets, IHSG pada akhir April 2018 ditutup terkoreksi menjadi 5.994,6. Di pasar SBN, yield SBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing naik sebesar 42,2 basis poin 28,7 bps, dan 14,2 bps (Maret 2018, rata-rata meningkat 5 bps).

Di sisi intermediasi, sampai dengan April 2018, kinerja sektor jasa keuangan masih tumbuh positif. Kredit perbankan dan piutang pembiayaan tumbuh masing-masing sebesar 8,94% dan 6,36% dibanding April 2017. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 8,06% selama periode tersebut.

Premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi tumbuh tinggi masing-masing sebesar 38,44% dan 18,61% di akhir April 2018. Penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp 49,6 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 45,1 triliun, dengan terdapat tambahan 10 emiten baru.

Total dana kelolaan investasi meningkat dan per April 2018 telah mencapai Rp 739,71 triliun.

Dari sisi risiko, OJK memandang risiko kredit dan risiko pasar masih dalam level yang manageable. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,79% dan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 3,01%.

Sementara itu, permodalan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) masih sangat memadai, dengan rasio permodalan (CAR) perbankan sebesar 22,38%, serta risk based capital (RBC) untuk asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 310% dan 454%.

“OJK menilai bahwa sektor jasa keuangan masih dalam kondisi yang cukup memadai untuk memitigasi dampak turutan dari dinamika pasar keuangan global. Ke depan, OJK akan terus mencermati perkembangan perekonomian global dan faktor-faktor risiko yang menyertai antara lain kenaikan suku bunga dan perkembangan negosiasi dagang AS-Tiongkok, serta pengaruhnya terhadap kinerja sektor jasa keuangan nasional,” tulis Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik, Anto Prabowo dalam keterangan resmi kepada Kontan.co.id, Rabu (23/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×