kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca rights issue, GIC Private Limited genggam 9,12% saham Bank Jago (ARTO)


Jumat, 26 Maret 2021 / 14:42 WIB
Pasca rights issue, GIC Private Limited genggam 9,12% saham Bank Jago (ARTO)
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat logo Bank Jago di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk (ARTO) telah menyelesaikan penawaran terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Pasca aksi korporasi itu, komposisi kepemilikan saham Bank Jago ikut berubah.

“Pemegang Saham PT Bank Jago Tbk dengan kepemilikan lebih dari 5% per posisi 24 Maret 2021 adalah PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia 29,81%, Wealth Track Technology Limited 11,69%, PT Dompet Karya Anak Bangsa 21,40%. Lalu GIC Private Limited 9,12% dan publik 27,99%,” tulis Sekretaris Perusahaan sekaligus Direktur Kepatuhan Bank Jago Tjit Siat Fun dalam keterbukaan informasi pada Jumat (26/3).

Ia menjelaskan sebelum rights issue para pemegang saham Bank Jago adalah PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia sebanyak 37,65%. Lalu Wealth Track Technology Limited sebesar 13,35%. Juga ada PT Dompet Karya Anak Bangsa sebanyak 22,16% dan publik menggenggam 26,84%.

Baca Juga: Saham milik Patrick Walujo melesat sebulan terakhir, cermati rekomendasi analis ini

Meski menarik investor baru, sejatinya kinerja Bank Jago jeblok. Berdasarkan laporan keuangan resmi, tahun 2020 rugi Bank Jago  membengkak menjadi Rp 189,56 miliar, dari Rp 121,97 miliar di 2019. Meningkat 55,4%. Padahal di tahun 2020, Bank Jago sukses mencetak pendapatan bunga sebesar  Rp 90,07 miliar, tumbuh 71,2% dibandingkan tahun 2019 yang tercatat Rp 52,61 miliar.

Bank ini juga sukses menekan biaya bunga dari Rp 41,11 miliar di 2019 menjadi Rp 25,42 miliar di 2020. Alhasil di tahun lalu pendapatan bunga bersih Bank Jago meroket 462%. Dari Rp 11,5 miliar di tahun 2019 menjadi Rp 64,64 miliar di 2020.

Masih berdasarkan laporan keuangan Bank Jago, terjadi lonjakan beban personalia. Dari Rp 26,86 miliar di 2019 menjadi Rp 157,79 miliar di 2020 atau melonjak 487%. Dan berdasarkan catatan laporan keuangan Bank Jago, kenaikan terbesar biaya personalia itu adalah biaya gaji. Dari Rp 19,43 miliar di 2019 menjadi Rp 128,9 miliar di tahun 2020. Meroket  563%.

Selanjutnya: Selain Gojek, investor Singapura ini kini juga jadi pemilik saham Bank Jago (ARTO)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×