kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pegadaian gandeng perusahaan digital untuk tingkatkan layanan


Senin, 23 September 2019 / 20:10 WIB
Pegadaian gandeng perusahaan digital untuk tingkatkan layanan
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi gadai di kantor Pegadaian


Reporter: Agustinus Respati | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian meningkatkan sinergi dengan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun non-BUMN. Selain itu, pihaknya juga tidak menutup kemungkinan untuk merangkul komunitas dan asosiasi masyarakat.

"Sampai saat ini jumlah nasabah Pegadaian mencapai 12 juta orang. Akan tetapi, banyak segmen masyarakat yang belum mendapatkan informasi yang lengkap tentang produk dan layanan Pegadaian. Oleh karena itu kami agresif menjalin sinergi dengan banyak BUMN, non-BUMN, komunitas, amupun asosiasi yang bermanfaat untuk semua pihak," kata Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto.

Baca Juga: BI akan standardisasi kerja sama antara fintech dan BPR

Kuswiyoto juga mengatakan, Pegadaian juga terus melakukan digitalisasi terhadap proses bisnis maupun pengembangan distribusinya. Hal ini dilakukan sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan layanan yang cepat, mudah dan akurat, serta perkembangan teknologi informasi yang berubah cepat.

“Pegadaian menanggapi layanan digital secara proaktif. Perusahaan tidak boleh berhenti melakukan inovasi jika ingin terus tumbuh dan berkembang. Jika tidak merespon perubahan teknologi dan kebutuhan masyarakat maka dipastikan perusahaan itu akan ditinggalkan oleh pelanggan," tambah dia.

Sementara itu, Founder & Excecutive Chairman of Markplus Inc. Hermawan Kertajaya mengatakan bahwa penerapan teknologi informasi dalam dunia bisnis harus selaras dengan humanity.

“Saat ini digitalisasi merupakan suatu keharusan, akan tetapi manusia tidak boleh dikalahkan oleh teknologi. Kalau teknologi bisa mengingat, maka kita harus memahami. Kalau teknologi bisa memahami, maka kita harus bisa menganalisa. Kalau teknologi bisa menganalisa, maka kita harus decision making. Kalau teknologi bisa decision making maka manusia harus mengeluarkan wisdom yang tidak bisa dimiliki oleh teknologi,” jelasnya.

Baca Juga: Dikabarkan raup pendanaan US$ 8,5 juta dari Access Ventures, ini kata Akseleran

Hermawan juga menyampaikan bahwa di masa depan love quotient akan menjadi bagian dari marketing selain physical quotient, intelligence quotient, emotional quotient, dan spiritual quotient.

"Ke depan, loyal customer tidak hanya diukur dari tingginya pembelian ulang, tetapi customer yang loyal ikut mengaktivasi brand kita kepada orang lain. Jadi ada fungsi advokasi yang dijalankan oleh customer," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×