kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persediaan cukup, harga daging sapi tetap tinggi


Kamis, 22 November 2012 / 09:09 WIB
Persediaan cukup, harga daging sapi tetap tinggi
ILUSTRASI. Cermati Fintech Group (CFG) meluncurkan penawaran produk platform teknologi Banking as a Service (BaaS) di Indonesia melalui kemitraan strategis dengan BCA Digital


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Pemangkasan kuota impor sapi dan daging sapi tahun ini menimbulkan gejolak di tingkat hilir. Para pedagang daging sapi menjerit. Sebab, sapi tiba-tiba langka dan harganya melambung tinggi. Pemerintah diminta segera mengatasi masalah tersebut.

Pemerintah boleh mengklaim persediaan sapi potong mencukupi hingga akhir tahun ini. Meski stok tersedia, fakta di lapangan berbicara lain. Harga daging sapi tak kunjung turun sejak Lebaran bulan Agustus yang lalu.

Sokib, pedagang daging sapi di Pasar Palmerah, menuturkan, harga daging sapi karkas enggan menjauh dari kisaran Rp 70.000 per kilogram. Dus, "Harga di tingkat eceran masih sekitar Rp 90.000 per kg," katanya kepada KONTAN kemarin.

Harga sapi karkas itu jauh lebih tinggi dibandingkan harga di awal tahun ini yang bergerak di kisaran Rp 52.000 hingga Rp 55.000 per kg. Lonjakan harga belakangan ini tidak wajar. Para pelaku di tingkat hilir pun meradang. Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) telah melayangkan protes, dengan mengerahkan lebih dari 12.000 anggotanya di Jabodetabek untuk mogok berjualan selama empat hari berturut-turut, yaitu tanggal 15 - 18 November 2012.

Para pedagang daging ingin pemerintah dapat mengendalikan lonjakan harga daging sapi yang tak wajar. Asnawi, Ketua Dewan Pimpinan Pusat APDI, mendesak pemerintah serius membenahi tata niaga daging sapi, termasuk mengevaluasi data populasi sapi potong di Indonesia.

Pada 2011, Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik melaksanakan sensus sapi potong. Hasilnya, populasi sapi di Indonesia mencapai 14,8 juta ekor.

Tidak begitu jelas apakah jumlah itu telah mencukupi. yang pasti, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan Syukur Iwantoro, memastikan lonjakan harga daging sapi belakangan ini bukan karena minimnya persediaan sapi. Intinya,  bukan masalah supply-demand.

Kini, sudah ada kesepakatan dengan asosiasi peternak di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, untuk segera melepas ke pasar sapi-sapi yang sudah siap potong. Selain itu, dalam waktu dekat, peternak di Nusa Tenggara Barat juga siap memasok 5.000 ekor sapi ke Jabodetabek. Syukur mengklaim, stok sapi di feedloter di Jabodetabek masih 130.000 ekor.

Pemerintah tak menyangkal ada kendala transportasi terkait pasokan daging sapi ke pusat konsumsi, seperti Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Syukur menegaskan, Kemtan bersama Kementerian Perhubungan dan TNI tengah mencari jalan keluar terkait masalah transportasi sapi dari sentra produksi seperti Bali, Madura dan Nusa Tenggara Barat.

Terkait upaya swasembada daging, pemerintah juga terus membenahi pelayanan di tingkat rumah potong hewan (RPH). Kemtan mencatat jumlah RPH saat ini mencapai 200-an unit. Dari jumlah itu, baru 28 RPH yang sudah memperoleh sertifikat nomor kontrol veteriner di tahun ini. Dari RPH itu, hanya 12 yang bisa menyediakan daging beku dalam boks. RPH itu tersebar di wilayah Jabodetabek, Jawa Timur dan Bali.

Pada tahun depan, Kemtan akan membangun dan merevitalisasi 14 RPH di sentra produksi, yakni NTB, Madura dan Jember. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×