kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rabobank akan genjot kredit sektor produktif


Selasa, 01 Desember 2015 / 21:47 WIB
Rabobank akan genjot kredit sektor produktif


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Rabobank Indonesia berencana untuk menggenjot penyaluran kredit ke sektor produktif. Sampai September 2015, penyaluran kredit sektor produktif sebesar 95% dari total kredit. Sedangkan untuk sektor konsumer sebesar 5% dari total kredit.

Director of Business Banking Rabobank Indonesia Jopie Jusuf mengatakan, Rabobank akan mengurangi penyaluran kredit di sektor konsumer dan finance.

Selain sektor produktif, ke depannya Rabobank juga akan fokus ke penyaluran kredit agribisnis. “Kami ke depan akan fokus ke sektor produktif terutama makanan dan agribisnis,” ujar Jopie, Selasa, (01/12).

Jopie mengatakan, untuk penyaluran kredit sektor pertanian dan peternakan, Rabobank akan bekerjasama dengan 20 koperasi untuk meningkatkan portofolio penyaluran kredit mikro.

Sebagai informasi, sampai September 2015, total portofolio kredit food dan agro sebesar 28% dari total kredit sektor SME dan komersial. Sementara penyaluran kredit sektor food and agri di bidang konsumer sudah 82%, dan penyaluran food and agri untuk bisnis banking sebesar 70%.

Ada pun penyaluran food and agri sektor korporasi sudah mencapai 100%.

Terkait dukungan Rabobank Group Belanda, Jopie yakin komitmen induk untuk mengembangkan sektor produktif utamanya pertanian akan semakin besar.

Pada pertengahan tahun ini, Rabobank Group juga sudah memberikan suntikan sebesar US$ 35 juta untuk penambahan modal.

Kinerja Rabobank sampai September 2015 tidak terlalu bagus. Hal ini ditunjukkan dengan penyaluran kredit dari awal tahun yang hanya mengalami kenaikan sebesar 8,18% menjadi Rp 12,6 triliun.

Sedangkan total DPK sampai September secara year to date mengalami penurunan 4,84% menjadi Rp 12,5 triliun. Hampir 72,65% dari DPK Rabobank adalah dana mahal dalam bentuk deposito. Untuk CASA sampai kuartal 3 hanya sekitar 27,35%.

Sampai kuartal III, Rabobank juga masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 387 miliar. Kerugian ini disebabkan karena pendapatan bunga bersih hanya naik sebesar 2,74%, tidak menutup kenaikan dari beban operasional sebesar 44,99%.

NPL Rabobank sampai September 2015 juga tercatat mengalami kenaikan cukup tinggi dari 2,6% menjadi 6,45%. Penurunan kinerja ini, menurut Jopie, disebabkan karena perusahaan pada tahun ini fokus melakukan restrukturisasi kinerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×