kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana merger UUS BPD semakin nyata


Kamis, 19 April 2018 / 19:04 WIB
Rencana merger UUS BPD semakin nyata
ILUSTRASI. Layanan Nasabah di Kantor Cabang Utama Bank Jateng


Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana merger atau penggabungan unit usaha syariah (UUS) milik Bank Pembangunan Daerah (BPD) sepertinya sudah semakin nyata untuk dapat terjadi. Adapun hal ini dikarenakan semakin intensnya kajian dan aksi terkait rencana ini.

Hanawijaya Direktur Bisnis Ritel & Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) menjelaskan, pihaknya menyambut baik rencana merger ini. Terlebih lagi dengan adanya dorongan rencana konsolidasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat jalan semakin terbuka lebar.

Pasalnya berdasarkan aturan regulator, di tahun 2023, semua UUS diwajibkan untuk lepas dari induk atau spin off menjadi bank umum syariah (BUS). Merger dapat menjadi solusi agar pasca spin off, BUS dapat berkembang dan tumbuh secara bisnis dengan permodalan yang tentunya lebih kuat karena berkonsolidasi.

“UUS itu kan masih banyak asetnya yang di bawah Rp 500 miliar, jadi kendala seperti itu bisa kita atasi dengan rencana ini. Kita sedang membentuk semacam panitia kecil di Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) untuk bisa menyambut arahan dari OJK,” jelas Hanawijaya saat ditemui di acara Karim Award 2018, Rabu (18/4).

Menurutnya, pihak Asbanda sudah melakukan pertemuan dengan OJK terkait rencana ini, pun harapannya di pekan depan dapat kembali melakukan pertemuan agar dapat memuluskan rencana ini.

Hanawijaya menjelaskan lebih lanjut, salah satu kendala dalam aksi spin off dan merger ini yakni permodalan dan aset. Bank induk yang kehilangan UUS mereka secara tidak langsung akan mengalami pengurangan aset sehingga membutuhkan suntikan modal pemegang saham agar aset kembali naik.

“Kita tahu problem di BPD itu adalah injeksi modal. Tidak mudah meyakinkan DPRD dan pemegang saham karena menyangkut masalah uang APBD. jadi momentum ini akan kita manfaatkan untuk mensukseskan program konsolidasi OJK,” jelas Hanawijaya.

Hanawijaya melanjutkan, pasca konsolidasi ini harapannya modal BUS buah merger ini dapat sekitar Rp 3 triliun dan langsung bertengger di bank umum kelompok usaha (BUKU) II. Modal tersebut dirasa sangat ideal agar pasca merger, BUS baru dapat berkembang.

Bank Jateng sendiri rencananya akan melakukan spin off pada 2020. Pihaknya akan melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) dalam waktu dekat guna membahas rencana spin off dan restu merger kepada pemegang saham.

“Kami punya target aset UUS kami harus RP 10 triliun sebelum spin off, sekarang baru Rp 4,2 triliun,” jelas Hanawijaya.

Kemungkinan konsolidasi ini akan terjadi setelah tahun 2020. Harapannya pemebentukan tim rencana konsolidasi ini akan selesai di semester I 2018, apabila di 2019 semua BPD sudah mendapatkan mandat masing-masing pemegang saham, maka di 2020 merger akan terjadi.

“Ada 13 bank termasuk BJB Syariah kemungkinan ikut rencana ini kecuali Bank Aceh dan bank NTB yang mau konversi,” tutup Hanawijaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×