kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rights issue semakin marak


Senin, 25 September 2017 / 06:38 WIB
Rights issue semakin marak


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Aksi penerbitan saham baru (rights issue) kembali ramai. Beberapa emiten tengah mencari pendanaan baru di pasar dengan menerbitkan saham baru lewat skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Beberapa di antaranya bersiap menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk meminta restu pemegang saham dalam aksi korporasi ini. Misalnya saja, PT Trada Maritime Tbk (TRAM), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), dan PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA). 

Bukan cuma itu, pemilik lisensi toko obat dan kecantikan Watsons, PT Duta Intidaya Tbk (DAYA), juga berencana menerbitkan 343 juta saham baru. Dana yang didapat dari rights issue akan digunakan untuk keperluan ekspansi pada 2018 mendatang. 

Tapi sampai sekarang, emiten-emiten tersebut belum menentukan harga pelaksanaan rights issue. "Kami ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dulu untuk mengurus persiapan dokumen registrasi," ujar Sukarnaen Suwanto, Direktur DAYA, Jumat (22/9). 

Emiten tambang minyak PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga dikabarkan akan melaksanakan rights issue. Sekretaris Perusahaan MEDC Siendy K. Wisandana mengungkapkan, MEDC tengah berusaha memenuhi beberapa syarat, seperti keterbukaan informasi. "Akan diumumkan sekitar pekan ini dan penyelenggaraan RUPSLB sekitar bulan November," kata dia.

Waktu yang tepat

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, paruh kedua tahun ini memang menjadi waktu yang tepat bagi emiten untuk mengeksekusi rencana rights issue. Pasalnya, kondisi pasar tengah membaik. "Perkembangan harga saham sekarang juga cukup menarik. IHSG beberapa kali menyentuh rekor," ujar dia.

Jika aksi korporasi ini berjalan sesuai rencana, Riska menilai, ada beberapa saham yang makin menarik jika melakukan rights issue, yakni TRAM, MEDC dan MABA. 

Seperti diketahui, TRAM akan melepas 40 miliar saham  melalui HMETD dan membidik dana segar sekitar Rp 3,1 triliun. Dana ini akan digunakan untuk mengakuisisi saham perusahaan tambang batubara. Riska menilai, upaya diversifikasi ke sektor batubara bisa membuat bisnis TRAM semakin berkembang. Apalagi, prospek harga batubara diperkirakan terus membaik. 

Sementara itu, rencana MABA menerbitkan saham baru untuk keperluan akuisisi perusahaan properti juga akan memperkuat bisnis MABA dalam jangka panjang. "Namun, minat investor akan tergantung pada kinerja MABA di tahun ini. Jika kinerjanya bagus, rights issue MABA juga akan direspons positif," papar Riska.

Di sisi lain, rencana rights issue MEDC pun telah mendapat respons positif dari para pelaku pasar. Riska menilai, upaya refinancing utang yang dilakukan perusahaan beberapa tahun ini sudah berdampak pada kinerja keuangan MEDC yang positif. 

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido juga sepakat, rights issue MEDC layak menjadi perhatian. Apalagi, masih ada potensi kenaikan harga minyak di tahun 2018. Sehingga, kinerja keuangan MEDC bisa terangkat oleh sentimen ini. 

Selain itu, Kevin juga menilai rights issue LPCK dan PSAB juga akan disambut positif oleh pasar. Menurut dia, bisnis LPCK bisa terdorong oleh megaproyek Meikarta. Sementara itu, aksi korporasi PSAB akan didukung oleh kinerja keuangan PSAB yang kini makin membaik. 

Tapi, Kevin menyarankan para pelaku pasar untuk tetap mencermati rincian aksi korporasi ini sebelum berinvestasi. "Lihat tujuan rights issue tersebut, apakah belanja modal, investasi, atau yang lainnya," tandas dia. Selain mencermati harganya, upaya penambahan modal ini juga harus bisa menguntungkan bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×