kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah mendulang penguatan hari ini


Selasa, 17 Januari 2017 / 17:43 WIB
Rupiah mendulang penguatan hari ini


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Faktor internal dan eksternal kini sedang berpihak kepada rupiah. Nilai tukar rupiah pun berhasil dulang penguatan yang diproyeksi bisa berlanjut pada Rabu (18/1).

Di pasar spot, Selasa (17/1), valuasi rupiah menguat 0,22% ke level Rp 13.333 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sedangkan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah justru melemah 0,20% di level Rp 13.381 per dollar AS.

Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka mengungkapkan ketidakpastian yang menggelayut di pasar Amerika Serikat jelang pelantikan Presiden AS yang baru, Donald Trump jadi beban bagi pergerakan USD. Apalagi pasca libur, pasar AS belum mendapat suntikan tenaga terbaru yang bisa membawa the greenback memperbaiki posisinya.

Menurut Wahyudi, faktor Trump masih akan terus membayangi AS selama ia belum memberikan kepastian akan realisasi kebijakan ekonomi ke depannya. Trump sendiri bukan tokoh yang disukai pasar sehingga apabila kebijakannya tidak dirasakan berdampak besar bagi ekonomi AS bukan tidak mungkin malah jadi beban negatif bagi the greenback.

“Sekarang ini pasar cenderung bersikap wait and see dan memberikan celah bagi mata uang emerging market termasuk rupiah untuk unggul sementara,” imbuh Wahyudi. Dukungan lainnya juga datang dari membaiknya pergerakan harga komoditas terutama minyak yang secara tidak langsung berimbas positif bagi rupiah.

Pasar juga berhati-hati terhadap pernyataan beberapa pejabat The Fed yang dijadwalkan. Jika nantinya ada sinyal proyeksi ekonomi yang lebih baik, bisa saja menahan penguatan rupiah namun tentu dalam rentang terbatas.

“Rabu (18/1) dan bahkan tidak menutup kemungkinan hingga akhir pekan, rupiah masih akan punya potensi menguat karena pasar global cenderung konsolidasi dan sesaat aset berisiko mendapat sorotan,” tebak Wahyudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×