kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sambangi Kookmin Bank di Korea, Bukopin bahas sederet bisnis yang bisa disinergikan


Selasa, 04 September 2018 / 20:15 WIB
Sambangi Kookmin Bank di Korea, Bukopin bahas sederet bisnis yang bisa disinergikan
ILUSTRASI. Bank Bukopin Akan Melakukan Right Issue


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk dan KB Financial Group menyatakan siap untuk mengembangkan sinergi bisnis menyusul masuknya kelompok perusahaan keuangan asal Korea Selatan tersebut sebagai salah satu pemegang saham Bank Bukopin.

Bukopin mengatakan, rencana sinergi tersebut telah dibahas dalam pertemuan antara manajemen kedua perusahaan di kantor pusat KB Financial Group (KBFG) di Seoul, Korea pada pekan lalu. Pertemuan tersebut antara lain dihadiri oleh Direktur Utama Bukopin Eko Rachmansyah Gindo, Direktur Operasional dan Teknologi Informasi Bukopin Adhi Brahmantya dan Direktur Keuangan dan Perencanaan Bukopin M. Rachmat Kaimmudin.

Sementara itu, dari pihak Kookmin hadir antara lain CEO KB Financial Group, CEO KB Kookmin Bank, serta jajaran manajemen anak perusahaan KB Financial Group lainnya. Sebagai informasi saja, KBFG merupakan perusahaan keuangan terbesar di Korea yang memiliki 12 anak perusahaan yang bergerak di sektor perbankan, asuransi, pembiayaan, manajemen aset, hingga investasi.

KB Kookmin juga telah resmi masuk menjadi salah satu pemegang saham Bank Bukopin setelah mengikuti Penawaran Umum Terbatas IV tahun 2018 dengan kepemilikan saham 22%. 

Eko Rachmansyah Gindo, Direktur Utama Bukopin mengungkapkan sebagai bank terbesar di Korea, KB Kookmin Bank mempunyai basis kekuatan pada sejumlah produk, layanan dan infrastruktur.

"Kami lihat yang paling memungkinkan untuk disinergikan dengan Bukopin dalam waktu dekat adalah kerjasama dalam empat bidang, yaitu pengembangan sistem untuk produk dan layanan kredit konsumer dan UMKM, perbankan digital dan teknologi informasi bisnis perbankan internasional, serta manajemen risiko," kata Eko kepada Kontan.co.id, Selasa (4/9).

Lebih lanjut, Eko menegaskan sinergi bisnis diantara kedua perusahaan sangat memungkinkan untuk dilakukan mengingat kedua institusi sama-sama memiliki fokus pada segmen ritel.

Dalam keterangannya, Eko menyebutkan per Juni 2018 KB Kookmin Bank memiliki aset sebanyak KRW 349 triliun atau setara Rp 4.537 triliun dengan jumlah nasabah sebanyak 32 juta. KB Kookmin Bank juga merupakan bank dengan rasio NIM dan ROE tertinggi di Korea.

Eko menambahkan, pihaknya berkeinginan untuk mengadopsi sistem dan proses bisnis yang dimiliki Kookmin Bank untuk mengoptimalkan bisnis konsumer dan UMKM di Bank Bukopin. Fokus utama dari sinergi di bidang ini menurutnya antara lain untuk memacu pertumbuhan pembiayaan perumahan, kendaraan bermotor dan UMKM di perseroan.

"Dengan model bisnis yang lebih cepat dan efisien, kami yakin Bank Bukopin akan dapat lebih berpotensi memacu pertumbuhan pada bisnis konsumer dan UMKM," sambungnya. 

Di lain pihak, Adhi menyebut sinergi antara kedua perusahaan sangat terbuka untuk dilakukan guna mengoptimalkan sistem Teknologi Informasi (TI) dan layanan digital perbankan yang saat ini memang tengah menjadi fokus perseroan.

Adhi menuturkan, Kookmin Bank mempunyai strategi perbankan digital dan platform yang cukup canggih dan andal yang dapat diterapkan di dalam bisnis Bank Bukopin. Selain untuk mengembangkan produk dan layanan digital, Bank Bukopin juga berharap dapat mengadopsi aplikasi TI dari Kookmin Bank yang sesuai dengan kondisi di dalam negeri.

Terkait dengan rencana kerjasama di bidang perbankan internasional, Rachmat menilai potensi yang dapat dikembangkan oleh Bank Bukopin dan Kookmin Bank adalah dari sisi bisnis remitansi dan trade finance.

“Kami melihat populasi warga Indonesia yang bekerja di Korea sangat potensial untuk bisnis remitansi. Saat ini terdapat sekitar 45.000 warga Indonesia bermukim di Korea, sebagian besar bekerja sebagai blue collar workers pada berbagai industri dengan penghasilan rata-rata sekitar US$ 30.000 per tahun,” jelasnya.

Di sisi lain, layanan trade finance juga bisa menjadi potensi baru yang dapat digarap oleh kedua perusahaan mengingat investor dan pelaku bisnis asal Korea di Indonesia juga terus bertambah pesat menurut Rachmat. "Melalui berbagai rencana kolaborasi tersebut, dan didukung oleh pemegang saham lainnya. Manajemen Bukopin optimis ke depan perseroan akan dapat terus memacu pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×