kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentuh Rp 12,24 triliun, laba BCA (BBCA) tertekan provisi dan seretnya laju kredit


Selasa, 28 Juli 2020 / 06:40 WIB
Sentuh Rp 12,24 triliun, laba BCA (BBCA) tertekan provisi dan seretnya laju kredit


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masih mampu mencatat pertumbuhan bisnis kendati sedang berada dalam kondisi pandemi Covid-19. 

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan untuk periode Semester I 2020 laba sebelum provisi dan pajak masih tumbuh positif, ditopang oleh penurunan biaya dana (cost of fund/CoF) dan perlambatan pertumbuhan beban operasional. 

Baca Juga: Jamkrindo Syariah ikut berikan penjaminan untuk pembiayaan program PEN

Menurut perseroan, laba sebelum provisi dan pajak yang solid mengimbangi peningkatan biaya pencadangan untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit. Tercatat laba sebelum pencadangan naik 15,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 21,53 triliun di semester I 2020. 

Akan tetapi, laba bersih memang nampak mengalami penurunan dari Rp 12,86 triliun di semester I 2019 menjadi Rp 12,24 triliun per akhir Juni 2020 atau menyusut 4,8%. Penyebabnya antara lain meningkatnya biaya provisi yang dibentuk perseroan secara drastis yakni mencapai 167,3% yoy dari Rp 2,44 triliun menjadi sekitar Rp 6,54 triliun. 

Di samping itu, pandemi juga berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020. 

Kredit tumbuh BCA sebesar 5,3% yoy menjadi Rp 595,1 triliun pada Juni 2020 ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi.

Baca Juga: Pemerintah tempatkan Rp 11,5 triliun di tujuh bank daerah ini, untuk apa?

Bank bersandi bursa BBCA ini membukukan kenaikan kredit korporasi yang tinggi dengan peningkatan 17,7% yoy menjadi Rp 257,9 triliun. 




TERBARU

[X]
×