kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setidaknya ada tiga bank yang akan rights issue tahun depan, begini rinciannya


Kamis, 12 Desember 2019 / 21:28 WIB
Setidaknya ada tiga bank yang akan rights issue tahun depan, begini rinciannya
ILUSTRASI. Sejumlah perbankan tengah melakukan persiapan penambahan modal melalui rights issue


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan tengah melakukan persiapan penambahan modal melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Setidaknya, sudah ada tiga bank yang memastikan akan melakukan rights issue di tahun 2020 mendatang.

Ketiga bank tersebut yakni PT Bank Bukopin Tbk, PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo mengatakan proses rights issue sampai saat ini masih terus berjalan.

Baca Juga: Sentimen politik bakal jadi pengganjal emas bullish tahun depan

Kendati demikian, Eko mengatakan pihaknya belum dapat membeberkan waktu yang tepat untuk melakukan rights issue. Namun, kemungkinan besar rights issue Bukopin baru bakal terlaksana di tahun 2020 mendatang. "Ini kan membutuhkan waktu agak lama untuk rights issue sekitar satu tahun," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (12/12).

Lebih lanjut, bank bersandi saham BBKP ini mengatakan kebutuhan dana dari rights issue yakni berkisar Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun. Dana tersebut nantinya bakal dipakai Bukopin untuk mempertebal rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR).

Ketika ditanyakan mengenai siapa yang bakal menjadi pembeli siaga, Eko mengatakan hal tersebut sepenuhnya tergantung dari keputusan pemegang saham perusahaan. "Itu semua keputusannya ada di pemegang saham, kita serahkan seluruhnya," sambungnya.

Baca Juga: Skandal cessie Bank Bali: Kongkalingkong berbau politik

Adapun, di tahun depan Bukopin mengatakan pertumbuhan kredit masih akan tumbuh satu digit di kisaran 8%-9% secara year on year (yoy). Hal ini dikarenakan perseroan memilih untuk terus memperbaiki kualitas aset sambil memilih memberikan kredit ke segmen yang cenderung berisiko rendah.

"Kredit komersial memang kami sudah turunkan untuk perbaiki kualitas, tapi kredit kami sejauh ini masih tumbuh 4%-5%," terangnya. Eko menjelaskan, ke depan Bank Bukopin akan lebih gencar menyasar segmen komersial.

Lewat strategi tersebut, diproyeksikan rasio kredit macet Bukopin atau non performing loan (NPL) akan diupayakan di bawah 5%. "NPL kami stabil, kita sedang dorong dari sisi transaksi. Akhir tahun kami proyeksikan trade transaksi tumbuh 200% menjadi Rp 3 triliun," tegasnya.

Baca Juga: BI prediksi ada potensi aliran modal asing mengalir ke Indonesia




TERBARU

[X]
×