kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sistem transaksi antarbank disatukan


Selasa, 13 Juni 2017 / 11:55 WIB
Sistem transaksi antarbank disatukan


Reporter: Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Era baru sistem pembayaran segera terwujud. Bertahun-tahun digagas, niat menyatukan sistem pembayaran melalui National Payment Gateway (NPG) kini mulai masuk babak akhir. Targetnya, Oktober tahun ini, sistem pembayaran lokal NPG ini sudah berjalan.

Di babak akhir ini akan dibentuk lembaga penyedia jasa (service) yang melayani NPG. Sebanyak empat bank besar dan perusahaan switching telah sepakat membentuk lembaga penyedia jasa yang kelak berfungsi mengatur proses penyelesaian transaksi (settlement) dan menjamin keamanan transaksi

Empat bank besar yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Central Asia (BCA) bakal memiliki 70% saham perusahaan jasa tersebut. Adapun sisa 30% saham lain akan dimiliki bersama empat perusahaan switching yang terdiri dari ATM Link Himbara, ATM Prima, Alto dan ATM Bersama.

Santoso Liem, Direktur BCA bilang, anggota perusahaan jasa yang akan dibentuk tersebut telah menunjuk perusahaan modal ventura untuk penyertaan modal di perusahaan jasa itu. "Nantinya perusahaan venture capital ini yang berinvestasi dalam lembaga service itu," ujar dia kepada KONTAN, Senin (12/6).

Kata Santoso, para pihak sudah menyepakati nota kesepahaman ataumemorandum of understanding (MoU) dan tinggal menjalankan saja.

Dadang Setiabudi, Senior Executive Vice President Teknologi Informasi BNI menyatakan, BNI sedang menyiapkan anak usaha ikut dalam penyertaan modal di lembaga jasa itu.

Anthoni Morris, Direktur Bisnis Artajasa Pembayaran Elektronis menimpali, lembaga switching akan berkolaborasi memenuhi arahan Bank Indonesia (BI) untuk mewujudkan NPG. "Kami akan memberikan masukan bagi regulator, terkait dengan rencana pembentukan lembaga ini," imbuh Anthoni.

Randi Anto, Direktur Konsumer BRI mengatakan, pembentukan lembaga service ini dapat meningkatkan interoperabilitas antar bank dan lembaga switching. Ujungnya, akan ada penurunan biaya transaksi dari efisiensi yang dilakukan.

Direktur Kelembagaan BRI, Sis Apik Wijayanto menambahkan, dengan adanya NPG ini kelak tidak perlu lagi prinsipal asing di sistem pembayaran, melainkan dapat mengandalkan perusahaan asal Indonesia. Artinya, nantinya tidak akan ada lagi premi charge atau biaya yang diserahkan kepada prinsipal di luar negeri. Ini berarti penghematan dan keuntungan secara tidak langsung bagi nasabah.

"Kelak biaya lewat ATM tidak seperti sekarang yang masih memakai prinsipal dari luar negeri," tandas Sis Apik. Integrasi tersebut akan dijalankan beriringan mulai dari penyediaan ATM, electronic data capture (EDC), infrastruktur dan mesin akan dikerjakan secara bersama, dengan pembebanan tarif yang sama ke nasabah.

Direktur Digital Banking dan Teknologi Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans bilang, seiring pembentukan lembaga service tersebut, pihaknya akan menyiapkan sisi lembaga operasional serta bisnis pendukung. "Setelah lembaga service terbentuk, diharapkan transaksi bisa lebih efisien dan aman," imbuh Rico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×