kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skema baru pembiayaan infrastruktur dikaji


Rabu, 18 Oktober 2017 / 20:00 WIB
Skema baru pembiayaan infrastruktur dikaji


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mencari skema pendanaan baru untuk menutupi kekurangan anggaran untuk pembangunan infrastruktur. Skema terbaru yang dikaji saat ini blended finance inovation alias skema pembiayaan campuran.

Luhut B Pandjaitan, Menko Kemaritiman, potensi dana yang bisa dihimpun dari skema tersebut mencapai US$ 12 triliun. Dan, sampai saat ini, Indonesia belum memanfaatkan dana tersebut.

"Dana ini banyak gentayangan, belum dimanfaatkan, ini kami mau manfaatkan," kata Luhut, Rabu (18/10).

Luhut mengatakan, saat ini banyak proyek potensial yang bisa didanai dengan skema tersebut. Proyek itu antara lain; penanggulangan sampah plastik laut, proyek perlindungan kawasan konservasi perairan Indonesia, proyek inovasi teknologi digital di bidang perikanan, LRT (light rail transit) dan proyek energi sampah.

Kebutuhan pendanaan infrastruktur pada pemerintahan Presiden Joko Widodo mencapai Rp 4.700 triliun. Tapi, kebutuhan tersebut tidak bisa dipenuhi semua dari APBN.

Atas dasar itulah, Jokowi memerintahkan menterinya untuk kreatif dalam mencari skema pendanaan baru agar kebutuhan tersebut bisa dipenuhi.

Jokowi juga memerintahkan menterinya untuk memberi peran kepada swasta untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan ambisi pemerintahannya untuk menggeber pembangunan infrastruktur.

Luhut mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengkaji skema agar blended finance innovation tersebut bisa diterapkan di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×