Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri dana pensiun sudah diberikan relaksasi agar memiliki lebih banyak pilihan dalam berinvestasi. Meski begitu, sepertinya pengelola dana pensiun masih betah bermain di instrumen-instrumen yang sudah akrab dimanfaatkan.
Bahkan untuk tahun ini, Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menilai tak akan banyak perubahan portofolio investasi yang dilakukan.
Industri dana pensiun menurutnya masih akan mengalokasikan porsi investasi yang relatif aman. Diantaranya di instrumen surat utang dan deposito. "Masih akan cukup konservatif di tahun ini," kata Bambang.
Selain itu, pengelola dana pensiun pun masih akan berhati-hati untuk bermain di instrumen berbasis ekuitas seperti saham dan reksadana. Ia menilai porsi dari instrumen tersebut tak akan banyak bergerak dari periode sebelumnya.
Meski sejumlah dana pensiun akan mencari imbal hasil yang optimal di keranjang ini, namun pergerakannya dinilai akan terbatas.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri mencatat industri dana pensiun mengelola dana investasi sebesar Rp 2.554,48 triliun sampai akhir 2017. Dari dana sebesar itu, penempatan di surat utang menjadi yang terbesar, baik berupa obligasi pemerintah maupun korporasi.
Porsi penempatan di surat berharga negara tercatat sebesar 22,9%. Sedangkan untuk surat utang korporasi mencapai 20,7%. Sementara itu, penempatan investasi dana pensiun di keranjang deposito mencapai 26,3%. Lalu porsi investasi saham dan reksadana masing-masing sebesar 12,4% dan 6,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
