kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tcash jajaki kerjasama dengan transjakarta, commuter line dan LRT


Kamis, 02 Agustus 2018 / 19:34 WIB
Tcash jajaki kerjasama dengan transjakarta, commuter line dan LRT
ILUSTRASI. CEO TCash, Danu Wicaksana


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tcash saat ini tengah berfokus untuk memperbanyak merchant salah satunya untuk pembayaran transportasi. Setelah resmi menggandeng Railink untuk pembayaran kereta bandara, BRT Semarang dan Blue Bird, manajemen menjajaki kerjasama untuk moda transportasi lainnya.

Danu Wicaksana, CEO Tcash menyampaikan bahwa saat ini perusahaan tengah menjajaki kerjasama dengan Transjakarta, Commuter Line dan LRT. Saat ini prosesnya masih dalam tahap pembicaraan dengan pihak-pihak tersebut, harapannya dalam waktu dekat bisa diimplementasikan.

“Dengan Transjakarta kami sedang berdiskusi cuma memang untuk Transjakarta kami ingin langsung tidak menggunakan kartu tetapi pakai QR code. Kalau pakai QR butuh perubahan infrastruktur itu yang sedang kami diskusikan dengan manajemen Transjakarta dan IT integratornya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (2/8).

Sedangkan dengan PT Kereta Commuter Indonesia pembicaraan terus berjalan, saat ini perusahaan tengah melakukan pemindahan sistem sehingga masih menunggu stabilitas sistem tersebut. Bila nantinya pembayaran dengan QR maka infrastruktur QR scanner harus disiapkan dan membutuhkan waktu.

“Kalau KRL terus terang belum bisa janji berapa lama, kami berharap tahun ini berjalan. Sekali lagi karena kontrolnya buka di kami, maka kami tidak bisajani ini ada KCI, Transjakarta dan LRT,” lanjutnya.

Oleh karena itu, nantinya perusahaan akan meminta izin dari Bank Indonesia untuk pembayaran transportasi dibawah Rp 10.000 tidak perlu menggunakan pin. Cukup membuka aplikasi dan melakuikan scanning di mesin QR Scanner sehingga memudahkan pengguna.

“Itu sebutannya micro payment, jadi misalnya dibawah Rp 10.000 itu kami izin ke Bank Indonesia untuk pinless tetapi kalau ke Starbucks, McD dan lainnya itu harus tetap pakai pin karena keamanan pengguna. Kalau Rp 3500 kami bisa minta izin ke BI untuk pinless,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×