kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tumbuh kuat di tengah tren melambat


Kamis, 24 April 2014 / 06:01 WIB
Tumbuh kuat di tengah tren melambat
ILUSTRASI. Healing untuk kesehatan mental itu harus benar-benar dilakukan atas dasar kebutuhan bukan keinginan.KONTAN/Diemas Kresna Duta. Foto:Sustira Dirga


Reporter: Nina Dwiantika, Issa Almawadi, Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Kuartal I-2014 telah terlewati, tapi pelaku perbankan di tanah air masih harap-harap cemas. Maklum, bayang-bayang perlambatan kredit masih terus menghantui. Catatan Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit perbankan telah melambat di kuartal I tahun ini. Kredit tumbuh 20% year on year (yoy) pada Januari 2014, namun melambat menjadi 19,9% (yoy) di Februari 2014.

Kendati melambat, kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diprediksi masih menjadi primadona di tahun 2014. Perhelatan pemilu menjadi salah satu penopang pertumbuhan kredit UMKM. Sofyan Basir, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), mengatakan secara tren permintaan kredit UMKM akan meningkat karena adanya peningkatan permintaan atribut dan pendukung pemilu.

Sebagai penguasa pasar UMKM, prediksi BRI tak meleset. Sepanjang kuartal I, kredit BRI tumbuh 19,70% mencapai Rp 432,44 triliun. Kontributor pertumbuhan adalah kredit mikro yang tumbuh sebesar 21,01% (yoy) menjadi sebesar Rp 135,83 triliun.

Secara umum, tahun ini, BRI membidik pertumbuhan kredit sebesar 16% hingga 17%. "BRI masih akan fokus melayani kredit UMKM. Prospek UMKM masih baik sehingga peluang memperbesar porsi kredit masih terbuka lebar," ujar Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, Selasa, (22/4).

Target optimistis

Dalam beberapa tahun terakhir, kredit UMKM BRI terus mendaki. Kredit UMKM mengucur Rp 134,34 triliun di tahun 2011. Selanjutnya, Rp 147,82 triliun dan Rp 179,61 triliun selama tahun 2012 dan 2013. Salah satu resep BRI adalah menggandeng komunitas. Pada Maret lalu, BRI meneken nota kesepahaman dengan Nahdatul Ulama (NU).

Perjanjian ini mencakup seluruh jasa dan fasilitas perbankan, khususnya kredit UMKM dan simpanan jenis tabungan.
Sofyan mengatakan, pihaknya membidik 80 juta simpatisan NU yang tersebar di seluruh Indonesia. "Misalnya, memberikan kredit usaha rakyat (KUR) untuk sektor-sektor pertanian dan peternakan kepada masyarakat NU," ujar dia.

Pemain lain di kredit UMKM juga optismistis. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, menyatakan pihaknya membidik pertumbuhan kredit sekitar 20%. Kompak, Bambang Kuncoro, Kepala Divisi Komersial dan UKM Bank BNI, menargetkan pertumbuhan kredit UKM sebesar 22% di sepanjang tahun ini.

"Strateginya adalah meningkatkan pemetaan kondisi lapangan dan peningkatan jejaring penyaluran kredit (linkage)," ujar Bambang. Target tersebut terbilang ambisius, mengingat di tahun lalu kredit UKM BNI tumbuh 14% menjadi sekitar Rp 69 triliun.

Strategi lain BNI yakni memberikan kemudahan pinjaman kredit. Tribuana Tunggadewi, Sekretaris Perusahaan BNI, menyampaikan pihaknya menawarkan promosi bagi pebisnis UMKM yang mengajukan permohonan menjadi debitur selama perhelatan Inacraft 2014 yang berlangsung pada 23 April - 27 April ini.

Sebut saja, BNI menawarkan bunga sebesar 13%, gratis biaya provisi dan administrasi untuk program KUR. Syaratnya hanya sedang menjalankan usaha minimal satu tahun dan membuka rekening BNI Taplus.

Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon, memprediksi, kredit UMKM mampu tumbuh 16% di tahun ini. Selama kuartal I-2014, kredit UMKM tumbuh 9% menjadi Rp 41,4 triliun. Jumlah ini menyumbang 30% terhadap total kredit Bank Danamon. "Pembiayaan mayoritas mengalir ke perdagangan," terang Vera

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×