Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) membenarkan spin off unit usaha syariah (UUS) bakal membutuhkan dana tersendiri. Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe menyatakan penyapihan dilakukan agar usaha asuransi Syariah bisa lebih fokus, dan tentunya harus lebih profitable.
"Namun tantangan dalam spin off cukup banyak, karena memerlukan resources untuk manajemen tersendiri, rekrutmen SDM, menyiapkan prasarana dan infrastruktur terpisah. Semuanya itu adalah biaya yang harus dapat dipertanggungjawabkan terhadap setiap unit income atau revenue yang diterima," ujar Dody kepada Kontan.co.id pada Minggu (19/5).
Lanjut Dody hal inilah yang menjadi kendala di asuransi Syariah sedangkan pasar menjadi spesifik. Lanjut Dody wajar jika memerlukan tambahan investasi termasuk dari luar. Tentunya ketentuan komposisi investor dalam industri asuransi haruslah dipenuhi.
Memang sudah ada aturan main terkait investor asuransi di Indonesia. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah 14 tahun 2018 tentang kepemilikan asing di Asuransi. Diatur bahwa Asing maksimum 80%. Artinya investor lokal wajib mengempit saham asuransi minimal 20%.
"Dengan kondisi margin industri asuransi yang relatif tidak besar saat ini memang menjadi tantangan bagi investor untuk masuk ke industri asuransi. Di Asuransi Umum sendiri saat ini sedang menghadapi excessive commission yang sedang dalam usaha untuk diatasi," papar Dody.
Dody mengatakan bilangan besar di asuransi Syariah juga menambah tinggi tantangan ini. Captive market adalah modal awal untuk pemain baru asuransi syariah saat ini.
"Porsi lokal bagi investor harus menjadi pertimbangan penting agar ada transfer knowledge, teknologi dan pengalaman untuk memajukan industri," pungkas Dody.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
