kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aliran kredit mampet, aset perbankan hanya tumbuh mungil


Jumat, 18 September 2020 / 07:05 WIB
Aliran kredit mampet, aset perbankan hanya tumbuh mungil


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran kredit perbankan yang minim saat pandemi corona mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, selama semester I-2020, aset perbankan bahkan hanya tumbuh 1,2% (ytd). Sedangkan kredit perbankan baru tumbuh 2,7% (ytd).

Bahkan cuma kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV yang mengalami pertumbuhan aset positif. Kelompok BUKU I hingga BUKU III kompak mencatat hasil negatif.

“Seiring permintaan kredit yang minim, pertumbuhan aset memang cukup menantang di masa pandemi seperti ini,” kata DIrektur Wholesale Banking PT Bank Permata Tbk (BNLI) Darwin Wibowo kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9).

Baca Juga: Bank Indonesia: Likuiditas dan stabilitas sistem keuangan masih terjaga

Sampai Juni 2020, aset konsolidasi Bank Permata turun 2,1% (ytd) menjadi Rp 158,02 triliun. Sementara kredit turun hingga 4,3% (ytd) menjadi Rp 103,47 triliun.

Meski merosot, Darwin bilang, pertumbuhan kredit sejatinya bukan satu-satunya target yang mesti dipenuhi, melainkan ada sejumah aspek lain misalnya ihwal rentabilitas. Memang per Juni 2020, net interest margin (NIM) Bank Permata masih tercatat tumbuh dari 4,15% akhir tahun lalu menjadi 4,53%.

Sementara tu, Presiden Direktur PT Bank Panin Tbk (PNBN) Herwidayatmo bilang, pertumbuhan aset Bank Panin diramal bakal stagnan hingga akhir tahun kelak akibat pandemi.

“Kami taksir sampai akhir tahun akan relatif stagnan dibandingkan akhir tahun lalu,” katanya kepada kontan.co.id.

Sampai Juni 2020, aset Bank Panin tercatat tumbuh minim, tak sampai 1% dibandingkan akhir tahun lalu. Sedangkan kredit Bank Panin turun 7,85 (ytd).

Pertumbuhan aset Bank Panin utamanya ditopang oleh kepemilikan surat berharga yang tumbuh lebih dari 170%, dari Rp 15,14 triliun akhir tahun lalu menjadi Rp 41,48 triliun.

Selanjutnya: Transaksi PUAB sepi, ini alasannya menurut bankir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×