kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank-Bank BUMN catat pertumbuhan kinerja positif di kuartal I 2019


Rabu, 24 April 2019 / 21:53 WIB
Bank-Bank BUMN catat pertumbuhan kinerja positif di kuartal I 2019


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja bank pelat sepanjang kuartal I 2019 tercatat mengalami pertumbuhan. Laba bersih masing-masing bank tumbuh sejalan dengan kenaikan pendapatan bunga dan juga ditopang dari peningkatan pendapatan komisi atau fee based income (FBI).

Masing-masing bank optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja yang lebih baik di kuartal selanjutnya hingga akhir tahun sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih kencang dan strategi yang disiapkan untuk memacu pendapatan non bunga.

Pertumbuhan net profit tertinggi dicatatkan oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100 ) yang mencapai 11,5% secara year on year (yoy) Pertumbuhan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga (interest income) sebesar 12,1% yoy dan pendapatan non bunga sebesar 2,3% yoy.

Sementara laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) tumbuh 10,42% yoy yang ditopang oleh penyaluran kredit sebesar dan penghimpunan dana pihak ketiga yang di atas rata-rata industri.

Penyaluran kredit bank ini meningkat 12,9%. Sama seperti BNI, perolehan laba bersih Bank BRI ini juga didorong oleh pertumbuhan FBI sebesar 16,49% menjadi Rp 3,14 triliun dari Rp 2,69 triliun pada triwulan pertama tahun lalu.

Adapun PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 5,67%. Namun, pertumbuhan ini melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal I tahun lalu yang masih berhasil tumbuh double digit yakni 15,13%. Hal itu terjadi karena peningkatan biaya dana atau cost of fund yang ditanggung perseroan jadi 5,77% dari 4,66% di triwulan pertama 2018.

Peningkatan biaya dana itu membuat pendapatan bunga bersih perusahaan (Net Interest Income/NII tertekan yakni hanya tumbuh 1,44% menjadi Rp 2,4 triliun. Padahal penyaluran kredit masih tumbuh 19,57% dan pendapatan bunga meningkat 21,69%.

Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, BNI akan mengejar pertumbuhan laba bersih sekitar 11%-12% sampai akhir tahun. Untuk mencapai itu, perseroan mematok pertumbuhan penyaluran kredit di kisaran yang sama dan akan berupaya menjaga Net Interest Margin (NIM) di level 5,2%-5,3%.

"Begitupun dengan fee based income akan kami dorong tumbuh sekitar 12%-14% tahun ini." katanya di Jakarta, Rabu (24/4).

Selain mengejar pertumbuhan secara organik, BNI juga berencana mengakuisisi asuransi dan melakukan penyertaan saham di perusahaan fintech tahun ini salah satunya adalah PT Fintek Karya Nusantara, pengelola LinkAja.

Namun, perseroan akan terlebih dahulu membentuk perusahaan modal ventura yang ditargetkan rampung Juni mendatang sebelumnya masuk ke fintech. Alasannya, bank tidak diperbolehkan melakukan penyertaan modal secara langsung ke perusahaan yang bukan jasa keuangan.

Sementara Bank BTN akan fokus menurunkan biaya dana ke depan untuk menjaga pertumbuhan pendapatan bunga bersih mereka ke depan. "NII kami kuartal I tertekan karena peningkatan biaya dana. Ke depan kami mau fokus turunkan cost of fund. Kami sudah siapkan program untuk turunkan itu salah satunya dengan fokus mendorong dana murah." jelas Direktur Keuangan dan Treasury BTN Iman Nugroho Soeko.

BTN memperkirakan penyaluran kredit di kuartal II juga akan lebih kencang dibandingkan kuartal I lantaran pemilu dan pilres telah usai. Selain mendorong pertumbuhan secara organik, bank ini juga akan mengejar pertumbuhan secara anorganik dengan memproses rencana akuisisi perusahaan asuransi jiwa dan juga modal ventura yang ditargetkan rampung semester I ini.

Tak ketinggalan Bank BRI juga akan melakukan ekspansi secara anorganik tahun ini dengan menyiapkan dana sebesar Rp 6 triliun. Salah satunya, perseroan akan mengakuisisi asuransi umum senilai Rp 1,5 triliun yang ditargetkan rampung akhir semester I.

“Nilai akuisisinya di atas Rp 1 triliun, kami akan menjadi pemegang saham mayoritas di sana nanti, paling tidak di atas 70%,” kata Direktur utama BRI Suprajarto.

Sementara Rp 1 triliun akan digunakan untuk menyuntik modal PT BRI Ventura Investama yang sudah diakuisisi akhir tahun lalu. Suntikan modal akan digunakan BRI Ventura untuk mengempit saham PT Fintek Karya Nusantara. Sisanya akan dipakai untuk penyertaan modal kepada entitas anak lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×