kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank BCA (BBCA) catat laba bersih Rp 25,9 triliun ditopang pendapatan bunga bersih


Kamis, 28 Februari 2019 / 16:58 WIB
Bank BCA (BBCA) catat laba bersih Rp 25,9 triliun ditopang pendapatan bunga bersih


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) secara konsolidasi mencatatpertumbuhan laba bersih sebesar 10,9% year on year (yoy) mencapai Rp 25,9 triliun dibandingkan Rp 23,3 triliun pada tahun 2017. 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebut laba ditopang oleh pendapatan operasional bank yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional Iainnya yang tumbuh 10,6% menjadi Rp 63 triliun pada tahun 2018 dibandingkan Rp 57 triliun pada tahun 2017. 

Adapun pendapatan bunga bersih meningkat 8,3% yoy menjadi Rp 45,3 triliun, sementara pendapatan operasional lainnya tumbuh 17,0% menjadi Rp 17,7 triliun pada tahun 2018. 

Jahja menyebut tahun lalu portofolio kredit meningkat 15,1% yoy menjadi Rp 538 triliun didukung oleh tingginya kebutuhan kredit usaha. Kredit korporasi tumbuh 20,4% yoy menjadi Rp 213,3 triliun pada akhir tahun 2018. Kredit komersial dan UKM meningkat 13,4% yoy menjadi Rp183 8 triliun. 

"BCA mencatat pertumbuhan kredit usaha yang lebih tinggi, baik pada kredit investasi maupun modal kerja. Meskipun dihadapkan pada peningkatan suku bunga, kredit konsumer tumbuh 9,7% yoy menjadi Rp 140,8 triliun," ujar Jahja pada paparan kinerja BCA 2018 di Jakarta, Kamis (28/2).

Pada segmen konsumer, Ia bilang KPR tumbuh 12,0% yoy menjadi Rp87,9 triliun dan KKB meningkat 4,4% yoy menjadi Rp 40,0 triliun di tahun 2018. Pada periode yang sama outstanding kartu kredit tumbuh 11,8% menjadi Rp12,9 triliun. 

Lanjut Jahja, rasio keuangan tetap solid pada akhir tahun 2018. Tercermin pada rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat pada level 1,4%. Jahja mengaku pencapaian ini berada dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima.

"Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) tercatat pada level yang memadai sebesar 178,7%. Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) tercatat pada level yang sehat masing-masing sebesar 23,4% dan 81,6%," jelas Jahja.

Jahja menyatakan dana giro dan tabungan (CASA) tetap menjadi pendanaan inti Bank. Pada akhir tahun 2018, CASA berkontribusi 76,7% terhadap total dana pihak ketiga (DPK) dengan nilai sebesar Rp483,0 triliun.

"Dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 10,3% yoy menjadi Rp166,8 triliun dan dana tabungan meningkat 8,1% menjadi Rp 316,2 trillun. Total DPK tercatat sebesar Rp 629,8 triliun atau tumbuh 8,4%," tambah Jahja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×