kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,33   6,87   0.75%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank meracik ulang penempatan dana


Senin, 29 Agustus 2016 / 10:15 WIB
Bank meracik ulang penempatan dana


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perbankan mulai meracik ulang portofolio likuiditas. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per Juni 2016, penempatan dana bank di Surat Perbendaharaan Negara (SPN) hanya naik 18,8% menjadi Rp 23,6 triliun dari periode yang di 2015.

Angka ini melambat ketimbang pertumbuhan 21,1% jadi Rp 19,8 triliun per Juni 2015. Namun, Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan, tren tersebut justru mengindikasikan penarikan kredit yang membaik.

Sebagai informasi, sampai Juni 2016, kredit perbankan hanya tumbuh 8,88%. “Kalau pertumbuhan kredit lebih besar dari dana pihak ketiga (DPK), bank akan melikuidasi sebagian secondary reserve-nya,” ujar Nelson kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Di paruh pertama 2016, beberapa bank mengurangi penempatan di di surat berharga. Contoh, Mandiri mengoleksi surat berharga Rp 105,26 triliun, turun 4,27%.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, penurunan penempatan dana di surat berharga bakal berlanjut. “Dengan suku bunga acuan baru, bank bisa menggunakan instrumen jangka pendek sebagai aset dasar (underlying) untuk mendapatkan likuiditas jangka pendek,” ujar Tiko, sapaan Kartika Wirjoatmodjo.

Di masa mendatang, Mandiri akan memperbesar portofolio surat berharga ke pasar repo. Transaksi repo Mandiri diperkirakan bertambah dua kali lipat jadi Rp 38 triliun di akhir 2016, dari sebesar Rp 19 triliun di ujung 2015 lalu.

Bank Tabungan Negara (BTN) pun mencatatkan penurunan drastis portofolio surat berharga. Sepanjang semester I 2016, dana mereka yang ditempatkan di surat berharga anjlok 14,45% menjadi Rp 9,46 triliun.

Direktur Keuangan dan Treasuri BTN Iman Nugroho Soeko menjelaskan, perubahan penempatan dana di surat berharga sangat tergantung kondisi likuiditas. “Secara umum, pada kuartal ketiga tahun ini kredit kami lebih tinggi dari kuartal sebelumnya,” ujar Iman.

Sementara Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja bilang, tren penurunan penempatan dana bank di surat berharga ini tidak serta merta menunjukkan perbaikan permintaan kredit.

Mengacu data OJK, kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) naik 0,22% menjadi Rp 1.222 triliun per Juni 2016. Pertumbuhan ini lebih mini ketimbang semester I 2015 sebesar 15,81%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×