kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir prediksi rasio tabungan dan giro bakal mekar tahun ini


Jumat, 26 Januari 2018 / 15:04 WIB
Bankir prediksi rasio tabungan dan giro bakal mekar tahun ini
ILUSTRASI. IPO Bank Jatim


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai dengan November 2017, pertumbuhan dana murah atau current account and savings account (CASA) perbankan mengalami peningkatan. Dana murah ini adalah produk perbankan yang menawarkan bunga "murah" seperti di tabungan dan giro. 

Merujuk Statistik Perbankan Indonesia, total CASA perbankan mencapai Rp 2.833 triliun. Jumlah ini meningkat meningkat 9,76% dibanding November 2016 atau year on year (yoy).

Meski begitu, porsi produk dana murah terhadap total dana pihak ketiga (DPK) bank mengalami penurunan, menjadi 52,48% dari setahun sebelumnya 54,54%. 

Adapun, total DPK atau simpanan nasabah di bank per November 2017 mencapai Rp 5.398 triliun. atau meningkat 14,07% dari sebelumnya Rp 4.732 triliun.

Melihat tren tersebut, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem mengatakan, hal tersebut tidak terjadi di BCA. Sampai dengan akhir tahun, porsi dana murah di BCA masih berada di kisaran 70%.

"Kalau melihat kondisi saat ini, komposisi akan terjaga dan tidak banyak perubahan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (26/1). Bank swasta terbesar di Tanah Air ini juga mengatakan, pihaknya menilai hal tersebut bakalan berdampak pada kondisi biaya dana BCA yang masih terjaga.

Sayang, Santoso belum dapat merinci besaran biaya dana BCA. "Cost of fund (biaya dana) saat ini masih di bottom positon, dan perkiraan kami akan tumbuh melambat," ungkapnya.

Sebagai gambaran saja, sampai dengan November 2017 tercatat DPK BCA mencapai Rp 575,04 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 10,99%. Sementara CASA naik dari Rp 402,53 triliun pada November 2016 menjadi Rp 438,04 triliun atau tumbuh 8,82%. Adapun, rasio CASA tercatat turun tipis menjadi 76,17% dari posisi periode yang sama tahun lalu sebesar 77,69%.

Mirip dengan BCA, PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI) juga mencatat posisi CASA berada di level stabil dengan rasio sebesar 60,65% per akhir tahun 2017, hanya bergerak tipis dari posisi tahun 2016 yang sebesar 60,57%.

Sementara CASA perseroan tercatat sebesar Rp 487,19 triliun atau sebesar 11,12% dari capaian akhir tahun 2016 sebesar Rp 438,41 triliun. Meningkatnya dana murah berdampak pada menurunnya rasio biaya dana BRI atau cost of fund dari 3,83% di 2016 menjadi 3,27% per akhir tahun lalu.

Selain itu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BPD Jatim/Bank Jatim) mengatakan pihaknya berhasil menjaga rasio CASA di posisi 69,89% akhir tahun lalu. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha mengatakan jika dirinci, CASA tersebut diperkuat dari kenaikan giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh sebesar 6,31% dan 10,34% secara tahunan.

Pihaknya optimis tahun ini perseroan bakal menggenjot pertumbuhan rata-rata DPK di level 10% dengan fokus utama pada produk tabungan guna menjaga cost of fund. Strateginya antara lain dengan menjaga suku bunga dan mengikuti dengna tren di pasar.

"Bank Jatim menjaga cost of fund di kisaran 3,5%. Untuk suku bunga kita ikuti tren kompetitor, di awal turun cenderung deposito," ujarnya. Sementara untuk rasio CASA, pihaknya menarget posisi sebesar 70,37% tahun ini.

Sebagai tambahan informasi saja, OJK mencatat rasio CASA terbesar masih dipegang oleh bank umum kelompok usaha (BUKU) IV dengan rasio sebesar 65% sebesar Rp 1.728 triliun. Disusul oleh BUKU II sebesar 45,02%, BUKU I 44,31% dan terendah yakni BUKU III dengan rasio dana murah 43,2% terhadap total DPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×