kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini cara kelola kocek yang tepat buat atlet yang terima bonus Rp 1 miliar


Kamis, 27 September 2018 / 11:43 WIB
Begini cara kelola kocek yang tepat buat atlet yang terima bonus Rp 1 miliar
ILUSTRASI.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prestasi para atlet Indonesia dalam ajang Asian Game 2018 mendorong pemerintah memberikan bonus kepada para juara hingga mencapai Rp 1,5 miliar per orang. sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap usaha para atlet yang telah mengharumkan nama bangsa.

Namun, dengan jumlah bonus yang besar itu, sering terjadi kesalahan dalam mengatur keuangan karena tergoda untuk menghambur-hamburkannya ketimbang memiliki aset produktif. Hal ini jadi tantangan bagi setiap orang untuk bisa mengatur keuangannya.

Budi Hikmat Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Invesment Management mengatakan, pengaturan keuangan secara pribadi sangat penting untuk menghindari gaya hidup boros dan menyusahkan di kemudian hari.

Lalu bagaimana caranya agar bonus yang diperoleh tak cepat habis dan bisa dikelola secara maksimal? Pakar investasi Bahana TCW tersebut akan memberikan beberapa tips agar para atlet maupun orang awam bisa mengelolanya dengan tepat.

Pertama, Budi menyarankan agar sebagian besar bonus uang bisa digunakan untuk aset produktif, seperti properti melalui KPR bukan dengan cash keras. Adapun asset jangka panjang ini sebaiknya dibiayai dengan utang jangka panjang.

Disarankan juga properti yang dibeli berada di kawasan elit yang harganya terus meningkat setiap tahun. Para atlet dapat mengalokasikan uang bonus untuk cadangan pembayaran cicilan KPR untuk selama satu tahun.

Dengan menggunakan cicilan KPR, lanjut Budi, sangat atlet memiliki keleluasaan melakukan diverfikasi produk investasi dan proteksi lainnya. Produk investasi berbasis pasar modal yang bisa menjadi pilihan adalah reksadana daripada membeli saham secara langsung.

Selain diawasi oleh OJK dan biaya yang kompetitif, reksadana yang dikelola oleh manajer profesional sehingga memungkinkan investor melakukan diversifikasi investasi saham. Pembelian reksadana sendiri dapat dilakukan secara berkala.

“Pilih produk reksadana saham yang berpulang memberikan imbal hasil atau return jangka panjang yang lebih besar dari biaya cicilan KPR. Untuk itu, investor perlu mencermati kinerja reksadana dan mengevaluasi secara berkala,” ungkap Budi.

Misalnya, jika si atlet membeli properti dengan cicilan KPR berbunga 10% per tahun, maka sebaiknya ia memilih reksadana dengan return minimal 12% per tahun. Sehingga return reksadana bisa menutupi biaya KPR dan juga masih memberi sisa return 2% kepada atlet.

Para atlet juga bisa mengambil produk asuransi jiwa guna tujuan proteksi hari tua dan menanggung musibah yang tak terduga, misalnya tidak bisa bertanding. Selain investasi dan proteksi, tentunya atlet perlu berinvestasi pada asupan dan peralatan sehingga mereka dapat berlatih mempersiapkan diri untuk tampil maksimal di setiap pertandingan.

Perencanaan itu bisa dimulai apabila sanggup menahan diri untuk menghindari gaya hidup boros yang dibiayai melalui utang. Kemudian teratur melakukan investasi untuk memperkuat kapasitas produk baik diri pribadi maupun aset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×