kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini progres dari rencana akuisisi yang akan dilakukan BNI dan BTN di tahun ini


Selasa, 16 April 2019 / 18:02 WIB
Begini progres dari rencana akuisisi yang akan dilakukan BNI dan BTN di tahun ini


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank besar terus menggenjot pertumbuhan bisnis. Tidak hanya tumbuh secara organik, bank juga akan mendorong pertumbuhan secara anorganik dengan berencana mengakuisisi perusahaan lembaga keuangan keuangan.

Diantaranya adalah bank pelat merah yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100). Keduanya tengah memproses rencana untuk mengakuisisi lembaga keuangan yang ditargetkan rampung tahun ini.

Bank BNI telah menyiapkan dana sekitar Rp 3 triliun-Rp 4 triliun untuk melakukan ekspansi anorganik tahun ini. Sebelumnya, bank ini berencana untuk mengakuisisi tiga lembaga keuangan yakni bank, asuransi dan perusahaan fintech.

Namun, Pemimpin Divisi Pengelola Perusahaan Anak BNI, Teddy Erdius Saputra mengatakan, kemungkinan rencana yang akan terealisasi tahun ini adalah akuisisi fintech dan asuransi umum. 

Sedangkan keinginan untuk mencaplok bank masih dalam tahap perencanaan dan sinkronisasi dengan rencana jangka panjang perseroan sehingga belum akan terealisasi tahun ini. Bahkan, size bank yang diakuisisi juga belum ditetapkan.

Sebelum mengakuisisi fintech, BNI akan terlebih dahulu membentuk perusahaan baru yakni perusahaan modal ventura (PMV). Sebab menurut Teddy, secara regulasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membatasi bank secara ketat berinvestasi pada fintech. Investasi secara langsung hanya dapat dilakukan pada fintech yang masuk dalam kategori Lembaga Jasa Keuangan.

Tetapi secara tidak langsung lewat anak usaha, investasi bisa dilakukan pada fintech baik kategori lembaga jasa keuangan maupun penunjang lembaga jasa keuangan. "Untuk menjembatani itulah makanya direncanakan pembentukan PMV yang nantinya juga diposisikan sebagai strategic investment vehicle bagi BNI Group." ungkap Teddy pada Kontan.co.id, Selasa (16/4).

BNI menargetkan pembentukan anak usaha PMV tersebut ditargetkan akan rampung akhir 2019. Akuisisi fintech akan dilakukan lewat anak usaha baru itu.

Salah satu targetnya adalah mengakuisisi saham PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) selaku pengelola dompet digital bersama BUMN berbasis QR Code yaitu Link aja. Sebelumnya disebutkan, BNI akan memiliki 25% saham di Finarya.

Sementara rencana BNI mengakuisisi asuransi umum berangkat dari keinginan mewujudkan konsep one stop financial service solution. Saat ini, perseroan telah memiliki asuransi jiwa BNI Life dan akan dilengkapi dengan perusahaan asuransi umum. Teddy bilang, pihaknya tengah melakukan penjajakan terhadap beberapa target potensial.

Di sisi lain Bank BTN berencana mengakuisisi dua perusahaan keuangan tahun ini yakni manajer investasi dan asuransi jiwa. Untuk ekspansi anorganik tersebut, perseroan telah menyiapkan dana sekitar Rp 6,7 triliun.

Direktur Strategi, Risiko dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan, akuisisi dua perusahaan tersebut akan diselesaikan paling lambat pada kuartal II 2019 ini. Adapun manajer investasi yang akan diakuisisi tersebut adalah PT PNM Investment Management (PNM IM) yakni anak perusahaan Permodalan Nasional Madani (PNM).

Semula, BTN menargetkan akuisisi tersebut akan rampung pada kuartal I lalu. "Akuisisi belum rampung karena proses yang agak memakan waktu yaitu terkait valuasi dan negosiasi hasil valuasi. Target penyertaan dalam MI akan segera diselesaikan maksimal semester satu 2019," ungkap Mahelan.

Bank pelat merah ini ingin mencaplok perusahaan manajer investasi guna menggarap potensi pendanaan jangka panjang setelah Badan Pengelolaan Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) beroperasi.

Adapun rencana akuisisi asuransi jiwa yang akan dilakukan BTN telah mengerucut pada satu perusahaan. Hanya saja, Mahelan tidak bersedia menyebutkan identitas perusahaan asuransi yang sedang dibidik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×