kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini skema bisnis holding asuransi dan penjaminan BUMN


Rabu, 05 Februari 2020 / 23:18 WIB
Begini skema bisnis holding asuransi dan penjaminan BUMN
ILUSTRASI. Asuransi Jasa Indonesia alias?Asuransi Jasindo


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses pembentukan holding asuransi dan penjaminan terus digodok oleh pemerintah. Nanitnya PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) akan bertindak sebagai induk BUMN asuransi. Di dalam holding ini akan diisi sejumlah perusahaan seperti Jamkrindo, Askrindo, Jasindo, dan Jasa Raharja.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau yang dikenal Jasindo membeberkan proses pembentukan holding ini. Plt Dirut Asuransi Jasindo Didit Mehta Pariadi bilang saat ini tengah berada pada tahap perancangan peraturan pemerintahnya. Guna menemukan tata kelola asuransi BUMN yang baik.

Ia menuturkan tahapan kajian di level para anggota holding sudah rampung. Kini menunggu kajian hukum yang akan digodok antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Hukum dan HAM.

Baca Juga: Dari 140 perusahaan pelat merah, Kementerian BUMN akan pangkas jadi hanya 100 BUMN

Ia menyebut dengan penunjukan Bahana sebagai induk holding, maka sekaligus menjadi penggerak investasi bagi seluruh anggota holding. Sehingga setiap anggota tidak akan bebas dan liar melakukan investasi masing-masing. Lantaran investasi akan dikelola oleh induk holding.

Selain itu, holding ini nantinya akan memetakan masing-masing bisnis utama dari setiap anggota. Sehingga tidak saling bersaing menggarap lini bisnis yang sama.

“Kami sudah memetakan mana-mana bisnisnya Jasindo, mana bisnisnya Jasa Raharja, termasuk Jasa Raharja Putra yang persis sama dengan Jasindo, mana jasanya Askrindo, dan bagaimana Jamkrindo. Itu sudah dipetakan dan nanti akan diatur bahwa setiap kali kita maju, maka jelas yang di depan maju siapa, siapa yang menjadi pendukung. Jadi enggak berlima bersaing terbuka seperti sekarang,” tambah Didit.




TERBARU

[X]
×