kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BRIS pimpin pembiayaan infrastruktur jalan Jalintim Sumsel Rp 644,76 miliar


Senin, 22 Februari 2021 / 18:13 WIB
BRIS pimpin pembiayaan infrastruktur jalan Jalintim Sumsel Rp 644,76 miliar
ILUSTRASI. BRIS pimpin pembiayaan infrastruktur jalan Jalintim Sumsel Rp 644,76 miliar. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mulai ngebut dalam pembiayaan infrstruktur, pasca sah merger Februari 2021 lalu.  

BRIS untuk pertama kalinya memimpin pembiayaan sindikasi pembangunan infrastruktur yakni untuk preservasi atau pemeliharaan Jalan Lintas Timur Sumatera ( Jalintim) di Provinsi Sumatera Selatan senilai Rp 644,76 miliar. 

Pembiayaan sindikasi di Jalintim ini dikucurkan Bank Syariah Indonesia (BRIS) bersama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur dan Bank Panin Dubai Syariah kepada PT Jalintim Adhi Abipraya. Ini adalah perusahaan patungan antara PT Adhi Karya Tbk dengan Brantas Abipraya. 

Adapun perinciannya, dari total plafon pembiayaan sindikasi, porsi Bank Syariah Indonesia (BRIS) sebesar Rp248 miliar. Sedangkan porsi pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur dan Bank Panin Dubai Syariah masing-masing sebesar Rp248 miliar dan Rp148,76 miliar. 

Pinjaman ini  bertenor 10 tahun ini. Pinjaman yang dipimpin BRIS akan digunakan untuk pembangunan Preservasi Jalan Lintas Timur Sumatera di Provinsi Sumatera Selatan sepanjang 29,87 km berikut jembatan dan fasilitas Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor. 

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BRIS) Hery Gunardi, mengatakan sindikasi ini merupakan debut pertama pasca-merger di awal Februari. “Alhamdulillah Bank Syariah Indonesia menjadi bagian dalam sejarah pemberian fasilitas Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Fasilitas ini merupakan yang pertama kalinya menggunakan transaksi syariah," ujar Hery dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/2). 

Hery menambahkan, pada sindikasi yang dipimpin BRIS ini, akad yang digunakan yaitu transaksi sewa manfaat atas suatu objek dengan pengalihan kepemilikan di akhir periode sewa.

Baca Juga: Anak ADHI bangun Jalintim Sumsel Rp 983,4 miliar berskema cicilan APBN kali pertama

Preservasi Jalintim Sumsel ini merupakan kerjasama pemerintah dengan badan usaha pertama di sektor jalan non-tol di Indonesia. 

Dalam proyek ini PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia berperan sebagai lembaga penjamin.  “Kami berharap kerjasama ini dapat memberikan manfaat yang positif dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat. Pasalnya, proyek ini dapat mempersingkat waktu tempuh kendaraan, sehingga berdampak kepada penurunan harga barang, peningkatan pendapatan masyarakat, serta berkurangnya polusi udara,” kata Hery.

Ruas jalan yang dipreservasi dalam proyek ini meliputi Jalan Srijaya Raya (6,3 km), Jalan Mayjen Yusuf Singadekane (5,2 km), Jalan Letjen H. alamsyah Ratu Perwiranegara (3,15 km), Jalan Soekarno - Hatta (8,32 km), Jalan Akses Terminal Alang-alang Lebar (4 km) dan Jalan Sultan mahmud Badarudin II (2,9 km). 

Ruas Jalintim ini juga kan dilengkapi dua buah Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor. 

Hery menambahkan, pembiayaan sindikasi merupakan salah satu strategi Bank Syariah Indonesia(BRIS) dalam meningkatkan pembiayaan wholesale. 

Selain proyek infrastruktur, pada tahun ini, Bank Syariah Indonesia (BRIS) akan aktif menyalurkan sindikasi ke sektor energi, dimana salah satu proyek yang dibiayai adalah proyek kerjasama pemerintah dengan badan usaha. 

Sampai Desember 2020, pembiayaan wholesale Bank Syariah Indonesia (BRIS)  tercatat sebesar Rp 48,03 triliun. Pada akhir 2021, Bank Syariah Indonesia(BRIS) menargetkan pertumbuhan pembiayaan wholesale sebesar 4-6 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×