kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BTN nilai kredit konstruksi bakal naik terdorong permintaan KPR


Kamis, 13 September 2018 / 16:39 WIB
BTN nilai kredit konstruksi bakal naik terdorong permintaan KPR
ILUSTRASI.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit perbankan secara industri sampai dengan Juli 2018 terbilang cukup tinggi. Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI) memperlihatkan kenaikan kredit mencapai 11% pada Juli 2018 lalu.

Penyumbang kenaikan tersebut antara lain berasal dari penyaluran kredit properti. Tercatat kredit properti meningkat dari 14,7% secara year on year (yoy) pada Juni 2018 menjadi 15,1% per Juli 2018. Kenaikan tersebut melampaui rata-rata kenaikan kredit secara industri.

Bila dirinci berdasarkan jenis kreditnya, kenaikan kredit pada sektor properti disumbang dari kredit konstruksi yang mencatatkan pertumbuhan stabil. Per Juli 2018 kredit konstruksi secara industri tumbuh 18,7% yoy menjadi Rp 280,8 triliun dari 18,1% yoy pada bulan sebelumnya.

Kenaikan tersebut antara lain bersumber dari konstruksi perumahan menengah, besar dan mewah di wilayah DKI Jakarta dan Banten.

Salah satu bank yang fokus menyalurkan kredit ke sektor properti, yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menilai kredit konstruksi akan terus tumbuh mengikuti permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) yang juga membaik.

Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso bahkan mengatakan kredit konstruksi akan naik lebih pesat pada kuartal IV dan menjelang akhir tahun

"Konstruksi dalam arti perumahan masih akan meningkat, karena masih dibutuhkan sampai dengan akhir tahun ini. Biasanya memang, semakin akhir tahun pengembang ini makin digerakan," katanya saat ditemui di kantor pusat BTN, Jakarta, Kamis (13/9).

Lanjut Mahelan, salah satu pendorong tingginya kenaikan konstruksi antara lain demand atau kebutuhan akan rumah meningkat pasca periode seperti libur Lebaran telah terlewati.

Artinya, pengeluaran masyarakat sudah bertambah dan kebanyakan pembelian rumah ditujukan untuk investasi. "Akhir tahun, biasanya orang akan berbondong-bondong beli rumah. Untuk investasi. Pengembang juga sama, di akhir tahun pasti akan rilis besar-besaran. Salah satunya juga agar laporan keuangan mereka bagus di akhir tahun," tambahnya.

Atas hal itu, melihat masih tingginya suplai dan kebutuhan masyarakat akan perumahan, BTN menaruh keyakinan tahun ini pertumbuhan kredit perseroan dapat melebihi 22%.

Selain itu, sektor perumahan dinilai Mahelan tidak terlalu terkena dampak dari moneter, seperti pelemahan mata uang rupiah ataupun penguatan mata uang asing seperti Dolar Amerika Serikat.

Di sisi lain, pada akhir tahun 2018 BTN memprediksi pembelian rumah untuk ticket size di atas Rp 500 juta berpotensi melambat. Namun, untuk harga di bawah Rp 500 juta justru akan melaju kencang. Terutama untuk rumah tipe 36.

"Faktor moneter tetap ada dampak, tapi tidak signifikan. Alasan orang membeli properti beragam, salah satunya investasi. Di samping itu Pemerintah kan juga berikan kelonggaran LTV (loan to value) tentunya akan mendorong," katanya.

Meski begitu, secara konservatif BTN telah melakukan revisi rencana bisnis bank (RBB) terkait pertumbuhan kredit dari semula di kisaran 20% sampai 21% menjadi sebesar 19%. Penyesuaian target tersebut dilakukan lantaran perseroan melihat adanya perlambatan pertumbuhan dari sisi makro.

Adapun, kredit konstruksi BTN sejauh ini memang belum tumbuh sekencang pertumbuhan kredit perseroan yang ditarget naik 19%. Menurut Mahelan, kredit konstruksi BTN akan tumbuh di bawah 19% atau di kisaran 14%. Sayang, Mahelan belum dapat merinci secara detail realisasi kredit konstruksi perseroan sejauh ini.

Sebagai tambahan informasi saja, berdasarkan laporan keuangan bulan Juli 2018 (unaudited) BTN membukukan realisasi kredit sebesar Rp 213,5 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 19,55% secara yoy dari pencapaian pada periode tahun sebelumnya Rp 178,58 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×