kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Butuh pendanaan Rp 15 triliun, Mandiri Tunas Finance andalkan pinjaman bank


Kamis, 05 Maret 2020 / 17:34 WIB
Butuh pendanaan Rp 15 triliun, Mandiri Tunas Finance andalkan pinjaman bank
ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan?di Mandiri Tunas Finance Costumer Experience Lounge, Jakarta


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) membutuhkan pendanaan senilai Rp 14 triliun guna mengejar pertumbuhan penyaluran pembiayaan baru sebanyak 6% di 2020. 

Direktur Keuangan PT Mandiri Tunas Finance  Armendra menyatakan pendanaan itu akan dipenuhi dengan proposi 30% dari obligasi dan 70% dari pinjaman atau kredit bank.

Baca Juga: Mandiri Tunas Finance akan terbitkan obligasi berkelanjutan V pada Juni 2020

“Untuk pertumbuhan pembiayaan itu, pendanaan MTF didukung oleh pinjaman bank maupun joint financing dengan Bank Mandiri. Lalu MTF akan menerbitkan obligasi berkelanjutan V. Selain itu, dengan portofolio yang ada, angsuran dari costumer bisa menutupi kebutuhan pendanaan,” ujar Armendra di Jakarta pada Kamis (5/3).

Ia melanjutkan, biasanya pinjaman dari bank berbentuk pinjaman bilateral maupun sindikasi. Adapun di akhir 2019 lalu, MTF telah menghimpun pinjaman sindikasi senilai Rp 2,5 triliun. Pendanaan itu akan turut menopang bisnis MTF sepanjang 2020.

Ia menjelaskan, saat ini MTF belum membutuhkan pinjaman dari luar negeri lantaran adanya risiko volatilitas dari kurs mata uang garuda terhadap valuta asing. Selain itu, Ia menilai pinjaman berbasis rupiah lebih efektif.

Ia menyebut, bila tidak hambatan MTF akan akan merilis obligasi berkelanjutan V senilai Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun pada Juni 2020 nanti. Kendati pasar modal saat ini tengah dijauhi investor akibat sentimen virus corona 2019.

"MTF akan tetap menerbitkan obligasi karena memiliki rating bagus yakni AA. Memang kepastian kita membayar kupon dan membayar obligasi itu tidak pernah wanprestasi. Kedua, obligasi merupakan sumber pendanaan yang cukup efektif," papar Armendra.

Ia masih melihat pasar obligasi di Indonesia masih menarik. Ia menyebut obligasi berkelanjutan V ini sudah didaftarkan ke Otortias Jasa Keuangan sejak November 2019 lalu. Saat ini Armendra menyebut tengah mempersiapkan proses administrasi.

Baca Juga: Antisipasi dampak corona, ini yang dilakukan multifinance

"Sebenarnya kita buka obligasi berkelanjutan ini Rp 5 triliun. Namun kebutuhan di tahun ini dari obligasi cuma Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun. Tahun depan akan kita lihat lagi permintaannya seperti apa," tambah Armendra.

Adapun target saluran pembiayaan baru yang hendak dicapai oleh MTF sepanjang 2020 tumbuh 6%. Sedangkan sepanjang tahun 2019, MTF telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp 28,8 triliun atau naik 6,63% dibandingkan pembiayaan baru tahun 2018 sebesar Rp 26,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×