kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ceruk masih luas, perbankan genjot fee dari bancassurance


Senin, 17 Desember 2018 / 07:00 WIB
Ceruk masih luas, perbankan genjot fee dari bancassurance


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren peningkatan bunga acuan dan tergerusnya margin akibat kenaikan biaya dana, perbankan mulai mendongkrak fee based income (FBI) guna mempertahankan kinerja keuangan.

Salah satu sumber FBI alias pendapatan berbasis komisi yang masih menggiurkan menurut perbankan berasal dari bisnis bancassurance.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya yang mengatakan sampai dengan November 2018 setidaknya fee based dari bancassurance sudah mengalami kenaikan 24% secara year on year (yoy) dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Direktur BCA Santoso Liem mengatakan, ke depan potensi pertumbuhan fee di bisnis ini masih sangat besar. Salah satunya didukung dari masih luasnya ceruk pasar yang bisa digali oleh perbankan.

Walau tidak merinci secara nominal, Santoso mengungkapkan pihaknya menargetkan setidaknya pertumbuhan lebih besar untuk tahun depan yakni di kisaran 30% sampai 35% untuk produk non investment (protection product) bancassurance BCA.

"Tahun depan akan tumbuh lebih besar, sementara strategi bisnis kami akan banyak masuk ke produk-produk bancassurance non investment related," paparnya kepada Kontan.co.id, Minggu (16/12).

Saat ini setidaknya BCA memiliki tiga perusahaan asuransi yang menjadi mitra dalam bisnis bancassurance. Dua di antaranya merupakan anak usaha BCA yaitu BCA Life yang berfokus pada layanan asuransi jiwa dan BCA Insurance yang bergerak di bidang asuransi kerugian/umum.

Mitra lainnya yakni PT AIA Financial yang menawarkan berbagai produk asuransi, termasuk asuransi dengan prinsip syariah. "Ada beberapa mitra, yang terbesar kebanyakan dari AIA dan BCA Life," singkatnya.

Sementara itu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga meyakini bisnis bancassurance masih memiliki potensi yang cukup besar untuk menghasilkan pertumbuhan fee based.

Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha bilang, belakangan ini pihaknya makin serius mendongkrak bisnis tersebut.

Tahun ini, setidaknya Bank Jatim sudah bekerjasama dengan tiga perusahaan asuransi di antaranya PT Asuransi Jiwasraya, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG dan PT Equity Life Indonesia.

Lewat Unit Usaha Syariah (UUS), Bank Jatim juga sudah meluncurkan dua produk berbasis syariah pada bulan lalu guna melengkapi kebutuhan nasabahnya.




TERBARU

[X]
×