kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Darmin dan anggrek Rp 7 juta


Kamis, 02 September 2010 / 12:31 WIB
Darmin dan anggrek Rp 7 juta


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Sosok Darmin Nasution sudah lama dikenal sebagai penggemar berat bunga anggrek. Lelaki 62 tahun yang baru saja dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia tersebut memiliki banyak koleksi bunga anggrek di rumahnya. Namun, meski mengaku sebagai penggemar, Darmin bilang dirinya bukanlah orang yang fanatik dalam berburu tanaman cantik yang terkenal mahal itu.

Baru-baru ini dia mengaku mendapat pengalaman menarik terkait perburuan anggrek ini. "Kemarin saya pergi ke Lapangan Banteng, di pameran Flora itu. Di sana ada anggrek langka yang ditawarkan, namun harganya mahal. Saya sempat kesal dengan penjualnya karena dia tidak mau ditawar dan akhirnya malah diborong oleh orang Belanda," ceritanya di sela acara buka puasa bersama kalangan media di Jakarta, Rabu malam (1/9).

Harga anggrek yang ditawarkan si pedagang itu mencapai Rp 7 juta per tunas. Darmin mengaku tidak cukup gila untuk membeli tanaman seharga itu per pot nya. "Harganya tidak masuk akal. Kalau sampai Rp 7 juta per tunas saya kira itu sudah berlebihan untuk sebuah bunga," katanya.

Darmin bilang ia memang kesengsem dengan bunga anggrek mahal itu karena paduan warnanya yang tergolong langka. "Bunganya putih tapi lidahnya kuning, bagus pokoknya," ceritanya.

Namun, karena harganya terlalu mahal, Darmin akhirnya harus merelakan bunga anggrek cantik itu jatuh ke tangan orang Belanda. "Diborong orang Belanda itu semua, sudah deh sekarang bunganya pindah ke Belanda," seloroh Darmin.

Kegemaran memelihara anggrek membuatnya fasih berbicara tentang bunga yang perawatannya tidak terlalu mudah itu. "Kamu tahu tidak, anggrek di Papua itu bunganya keriting semua. Sedangkan di Sumatra dan Jawa, yg keriting bisa dihitung dengan jari," ujarnya.

Meski sudah banyak koleksinya, mantan Dirjen Pajak itu tidak berniat mengkomersilkannya alias menjual. "Enggaklah, saya sudah rawat tujuh tahun," kata Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×