kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong akselerasi pembiayaan, modal bank syariah tergerus


Senin, 20 Mei 2019 / 20:41 WIB
Dorong akselerasi pembiayaan, modal bank syariah tergerus


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartal 1/2019 modal perbankan syariah tergerus dibandingkan posisi akhir 2018. Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) cuma Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 1 syariah yang mencatat kenaikan capital adequcy ratio (CAR), dari 21,95% (Q4/18) menjadi 22,71% (Q1/19). 

Sementara dua kelas di atasnya mengalami penurunan. BUKU 2 dari 22,12% (Q4/19) menjadi 21,93% (Q1/19), dan BUKU 3 dari 16,03% (Q4/18) menjadi 15,67% (Q1/19).

Masih dari catatan Otoritas, tergerusnya modal diprediksi berkat terakselerasinya pembiayaan bank syariah. Di kelas BUKU 1 pertumbuhannya mencapai 0,05% (ytd) dari Rp 10,20 triliun (Q4/18) menjadi Rp 10,21 triliun (Q1/19).

Kemudian di kelas BUKU 2 tumbuh 1,61% (ytd) dari Rp 124,76 triliun (Q4/18) menjadi Rp 126,77 triliun (Q1/19), dan di BUKU 3 tumbuh 2,38% (ytd) dari Rp 66,46 triliun (Q4/18) menjadi Rp 68,93 triliun (Q1/19).

Penurunan modal juga terjadi di PT Bank BNI Syariah yang masuk kelas BUKU 2 syariah. Meski demikian Direktur Keuangan dan Operasional PT Bank BNI Syariah Wahyu Avianto bilang tergerusnya modal perseroan memang terjadi akibat ekspansi pembiayaan yang sudah dilakukan sejak awal tahun.

“CAR Kami pada Maret 2019 mencapai 18,23%, memang menurun dibandingkan akhir tahun lalu di level 19,31%. Namun penurunan tersebut sejatinya wajar karena ketersediaan modal yang ada digunakan untuk cover ATMR ekspansi pembiayaan khususnya pada segmen komersial,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (20/5).

Pembiayaan perseroan sejatinya memang meningkat sebesar 3,73% (ytd) dari Rp 28,45 triliun (Q4/18) menjadi Rp 29,52 triliun (Q1/19). Nah dengan penyaluran pembiayaan yang baik, Wahyu juga bilang sepanjang kuartal 1/2019 pun perseroan telah meraih pertumbuhan laba berjalan mencapai 43,25% (yoy) dari Rp 94,47 miliar (Q1/18) menjadi Rp 184,25 miliar (Q1/19).

Pertumbuhan pembiayaan ini tersebut pun ditopang dari makin ciutnya rasio pembiayaan bermasalah alias non perfoming finance (NPF) perseroan. Dari 2,93% (Q4/18) menjadi 2,90% (Q1/19).

“Modal riil juga sebenarnya tetap bertambah karena adanya pertumbuhan laba berjalan yang masuk sebagian komponen tier 1 (modal inti). Sedangkan secara total saat ini modal kami juga sudah mencapai RP 4,3 triliun dan targetnya hingga akhir tahun bisa lebih dari Rp 5 triliun untuk masuk kelas BUKU 3,” lanjut Wahyu.

Hal berbeda justru terjadi di PT Bank BCA Syariah, rasio CAR perseroan justru meningkat dari 24,27% (Q4/18) menjadi 25,28% (Q1/19).namun di sisi lain pembiayaan perseroan juga menurun -3,28% (ytd) dari Rp 4,89 triliun (Q4/18) menjadi Rp 4,67 triliun (Q1/19).

“Kalau dilihat secara industri perkembangan BUKU 1, dan BUKU 2 memang belum optimal. Proyeksi kami pertumbuhan baru akan optimal pada semester 2, kalau pertumbuhan lebih cepat CAR juga akan berkurang. Sedangkan sektor korporasi dan infrastruktur akan jadi andalan pertumbuhan kami,” kata Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×