kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong fee based income, Maybank anggarkan Rp 143 miliar untuk digital banking


Senin, 18 Februari 2019 / 19:43 WIB
Dorong fee based income, Maybank anggarkan Rp 143 miliar untuk digital banking


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mengenjot pendapatan berbasis komisi atau fee based income, PT Bank Maybank Indonesia Tbk akan mengoptimalkan layanan digital banking. 

Presiden Direktur Maybank Taswin Zakaria menyatakan pada 2019 pihaknya menganggarkan belanja modal sebesar Rp 220 miliar. 

"Dari total belanja modal tersebut 65% akan digunakan untuk investasi infrastrukur teknologi infomasi (IT) termasuk layanan digital banking. IT perbankan itu sangat pesat sehingga sangat wajar kalo tiap tahun bank secara umum menganggarkan kapasitor untuk IT," ujar Taswin pada paparan kinerja kuartal ke-4 2018 di Jakarta pada Senin (18/2).

Artinya sekitar Rp 143 miliar belanja modal Maybank akan dialokasikan untuk keperluan IT. Taswin menyebut nantinya pihaknya akan melakukan pembaruan produk internet banking Maybank2u atau M2U dengan berbagai fitur anyar. Termasuk penyelesaian perubahan pada website atau internet banking.

"Jadi kami ingin mengintegrasikan website dengan M2U, seluruh layanan akan dikoneksikan sehingga ketika nasabah berpindah tidak ada perbedaan yang mencolok. Ini inisiatif besar kami," jelas Taswin.

Direktur Keuangan Maybank Thilagavathy Nadason menyatakan strategi digital tersebut dilakukan guna mendorong tumbuhnya pendapatan non bunga. Lantaran sepanjang 2018, fee based income Maybank turun 17% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 2,2 triliun. Padahal di 2017 pendapatan non bunga ini mencapai Rp 2,7 triliun.

Thila mengaku tahun lalu fee based income turun lantaran pendapatan dari transaksi yang berkaitan dengan tresury bank menurun.

"Tahun ini dari tresury kami akan tingkatkan, karena kalau berharap dari trade global masih sulit, kalau sama dengan tahun lalu saja kami masih oke. Paling stabil masih fee dari wealth management. Fee based income memerlukan banyak transaksi dengan layanan digital bank akan membantu tidak hanya jumlah nasabah tapi juga jumlah transaksi," jelas Thila.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×