kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi dinilai membaik, bank berharap transaksi uang elektronik naik lagi


Jumat, 16 Oktober 2020 / 18:27 WIB
Ekonomi dinilai membaik, bank berharap transaksi uang elektronik naik lagi
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi menggunakan ATM Bank Mandiri di Jakarta, Jumat (14/6). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merosot saat awal pandemi ditambah adanya pembatasan sosial, perbankan penerbit uang elektronik kini berharap transaksi bisa kembali melejit seiring mulai pulihnya kondisi ekonomi.

Melansir data Bank Indonesia, Sejak awal tahun, volume transaksi uang elektronik memang cenderung merosot, dari 457 juta transaksi pada Januari, dan mencapai titik paling rendah pada Mei 2020 dengan 298 juta transaksi. Sedangkan pada Agustus tercatat ada 386 juta transaksi. 

SVP Transaction Banking Retail Sales PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Thomas Wahyudi juga mengakui hal senada, transaksi e-money, uang elektronik bank berlogo pita emas ini tumbuh pesat pascarelaksasi pembatasan sosial. 

Baca Juga: Investree sudah beri fasilitas pinjaman senilai Rp 7 triliun hingga September 2020

“Di era normal baru, transaksi e-money telah meningkat di kisaran 80% dibandingkan awal-awal PSBB. Tren hariannya juga cukup stabil sebesar 2,4-2,5 juta transaksi per hari,” katanya kepada KONTAN, Jumat (16/10).

Sementara hingga kini setidaknya sudah lebih dari 21 juta keping e-money yang beredar. Jumlah tersebut telah tumbuh 20% (yoy). Sementara hingga akhir tahun, ia menargetkan setidaknya bisa mengedarkan 23 juta keping e-money

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Santoso Liem yang menyatakan pascarelaksasi pembatasan sosial, transaksi Flazz, uang elektronik berbasis cip milik perseroan kembali tumbuh kencang, terutama dari pertubuhan pengguna

“Sampai Juli 2020, tercatat ada 18 juta keping Flazz yang beredar dengan volume transaksi 220,7 juta transaksi. Meskipun aktivitas masih cukup terbatas, pertumbuhan ditopang dari jumlah pengguna baru,” ujar Santoso. 

Baca Juga: Bank Muamalat Bagi-Bagi Kiat Menghadapi Resesi Ekonomi Kepada Nasabah

Maklum, BCA memang baru menerbitkan seri Flazz generasi kedua yang makin memudahkan pengguna untuk periksa saldo, maupun isi ulang via aplikasi BCA Mobile di ponsel Andorid berteknologi NFC (Near Field Communciation).

Sementara selain berbasis cip, pertumbuhan transaksi juga turut dicatat uang elektronik berbasis server BCA yaitu Sakuku. Sampai semester I-2020 lalu, Sakuku telah mencatat pertumbuhan 23% (yoy) menjadi 1,5 juta transaksi, dengan nilai mencapai Rp 267 miliar yang tumbuh 44% (yoy). 

Selanjutnya: CIMB Niaga dorong nasabah transaksi pakai QRIS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×