kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi ke bisnis fintech, bank berburu modal ventura


Minggu, 21 Juli 2019 / 06:27 WIB
Ekspansi ke bisnis fintech, bank berburu modal ventura


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan getol mendirikan maupun berburu perusahaan modal ventura untuk diakuisisi. Upaya tersebut bertujuan untuk berekspansi ke perusahaan teknologi finansial (Tekfin) yang selama ini dinilai terlalu berisiko bagi perbankan.

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) misalnya, 15 Juli 2019 lalu resmi mendirikan perusahaan modal venturanya bernama PT NISP OCBC Ventura. Kini NISP Ventura tengah menunggu pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.

Presiden Direktur Bank NISP Parwati Surjaudaja menjelaskan NISP Ventura dibentuk sebagai pembiayaan yang menyalurkan penyertaan modal ke dalam perusahaan Tekfin.

“Kami cukup terbuka dengan berbagai opsi, tidak ada segmen (Tekfin) khusus yang kami bidik,” katanya kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Meski tak merinci, Parwati bilang NISP Ventura diharapkan dapat memberikan pendanaan kepada Tekfin dengan bisnis yang dapat disinergikan dengan Bank OCBC.

“Harapannya tahun ini bisa mulai beroperasi, dan melakukan pendanaan,” lanjutnya.

NISP Ventura didirikan dengan modal dasar Rp 400 miliar, dan modal disetor Rp 100 miliar. Bank NISP akan mengempit 99,9% saham atau setara RP 99,90 miliar, sedangkan sisa 0,1% setara Rp 100 juta akan dikempit PT Suryasono Sentosa.

Selain Bank NISP, adapula PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang kini tengah membidik modal ventura. Plt. Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Nixon Napitupulu juga menyatakan hal senada, akuisisi modal ventura kelak diharapkan dapat membantu bisnis perseroan, khususnya di segmen perbankan digital.

“Saat ini masih dalam proses, nanti kami akan pakai (modal ventura) untuk menampung beberapa transaksi kami yang berkaitan dengan bisnis digital,” kata Nixon kepada Kontan.co.id.

Akuisisi modal ventura sejatinya memang dibutuhkan oleh BTN, sebab perusahaan pelat merah ini mesti menyuntik dana ke PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pengelola platform pembayaran digital LinkAJa.

Suntikan dana tak bisa dilakukan oleh BTN mandiri, sebab Finarya bukan lembaga keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan melarang perbankan melakukan penyertaan modal kepada bukan lembaga keuangan.

Sayangnya, Nixon juga masih enggan merinci modal ventura apa yang dibidik BTN. Pun soal berapa dana yang disiapkan bank dengan bisnis inti kredit perumahan rakyat (KPR) ini.

“Akhir tahun kami harapkan akuisisi dapat selesai. Sementara soal perusahaan modal ventura yang akan diakuisisi sebenarnya berukuran kecil, nilai asetnya hanya sekitar Rp 5 miliar,” papar Nixon.

Adapula PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang juga mesti setor modal ke Finarya. Sebelumnya Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo sempat menyatakan bank berlogo angka 46 ini menyiapkan dana Rp 250 miliar untuk mengakuisisi perusahana modal ventura.

Dana tersebut merupakan bagian dari kesiapan dana guna menunjang ekspansi anorganik BNI dengan total Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun. Selain ke perusahaan modal ventura, beberapa lembaga keuangan juga dibidik BNI.

“Diharapkan akuisisi modal ventura bisa kami selesaikan tahun ini,” kata Wakil Direktur Utama BNI Herry Shidarta kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×