kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IFC salurkan pinjaman Rp 2,75 triliun ke OCBC NISP


Senin, 09 Maret 2020 / 21:25 WIB
IFC salurkan pinjaman Rp 2,75 triliun ke OCBC NISP
ILUSTRASI. international finance corporation atau IFC


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IFC, anggota World Bank Group, mengumumkan pemberian pinjaman dengan nilai sampai dengan Rp 2,75 triliun (setara dengan US$ 200 juta), yang merupakan private arrangement antara PT Bank OCBC NISP Tbk dan IFC. Ini merupakan bagian dari Program Pembiayaan Berkelanjutan (Sustainability Bond Program) Bank OCBC NISP yang terdiri dari green bond dan gender bond

Dana yang diperoleh dari gender bond akan memungkinkan Bank untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada pengusaha wanita dan UKM milik wanita (women-owned small and medium enterprises atau WSMEs. Green bond akan mendukung Bank OCBC NISP untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan berwawasan lingkungan, terutama untuk pengembangan proyek-proyek hijau dan pembiayaan properti hijau.

Baca Juga: Dukung penggunaan QRIS, Nobu Bank perkuat kerjasama

Kerjasama gender bond ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia, dan kedua di Asia-Pacific, setelah penerbitan obligasi gender Bank Ayudhya pada tahun 2019 di Thailand, yang juga didukung oleh IFC. Green bond Bank OCBC NISP kali ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan green bond pertama di tahun 2018 yang telah disalurkan seluruhnya. Green bond pertama tersebut juga sepenuhnya didukung oleh IFC.

UKM milik wanita memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional, dengan kepemilikan wanita yang mencapai 34% pada usaha menengah dan 50% untuk usaha kecil. Namun, menurut kajian IFC mengenai Studi Kesenjangan Pembiayaan UMKM (IFC’s MSME Financing Gap Study, 2017), kekurangan pembiayaan UKM milik wanita di Indonesia mencapai US$ 60 miliar. 

Sekitar 40% UKM milik wanita di Indonesia mengalami keterbatasan pembiayaan dan 17% perusahaan-perusahaan yang dimiliki wanita memandang pembiayaan sebagai hambatan utama pertumbuhan.

“Meningkatkan partisipasi wanita dalam perekonomian Indonesia dan mengurangi kesenjangan gender merupakan bagian dari strategi utama IFC di Indonesia,"  ujar Hans Peter Lankes, Vice President, Economics and Private Sector Development, IFC dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (9/3).

Baca Juga: Begini strategi bank BUMN hadapi dampak penyebaran virus corona

"Pinjaman yang diberikan IFC dalam mendukung Program Pembiayaan Berkelanjutan Bank OCBC NISP, mempunyai tujuan untuk memberdayakan pengusaha-pengusaha wanita dan UKM milik wanita dan juga untuk mendorong proyek-proyek hijau/berwawasan lingkungan. Hal ini menunjukkan komitmen IFC untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan,” ujarnya.




TERBARU

[X]
×