kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IKNB syariah terkendala modal


Selasa, 31 Oktober 2017 / 06:26 WIB
IKNB syariah terkendala modal


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset Industri Keuangan Non Bank (IKNB) syariah terus tumbuh. Meski demikian, dari sisi pangsa pasar, segmen ini masih tertinggal jauh dari rekan konvensionalnya.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2017, aset yang dimiliki pelaku usaha IKNB syariah mencapai Rp 99,15 triliun. Jumlah ini naik 11,8% sejak awal tahun (yoy) dari Rp 88,67 triliun di akhir tahun 2016. Namun sayang, kontribusi IKNB syariah hanya menyumbang 4,78% terhadap total aset industri IKNB yang berjumlah Rp 2.073,43 triliun.

Direktur IKNB Syariah OJK Moch Muchlasin menyebutkan, industri IKNB syariah terus mencatatkan pertumbuhan positif. Di antaranya ditopang oleh semakin banyaknya pemain sektor ini, plus edukasi lintas lembaga yang terus dilakukan.

Namun, kata Muchlasin, memang ada sejumlah kendala yang masih dihadapi oleh pelaku usaha untuk bersaing dengan IKNB konvensional. Salah satunya yakni soal permodalan, yang masih tertinggal jauh. Hal ini dinilai masih menghambat pemain syariah untuk menggarap potensi pasar. "Selain itu juga soal sumber daya manusia yang harus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya," kata Muchlasin, Senin (30/10).

Diversifikasi produk juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Sebab, minimnya jenis produk yang bisa diakses oleh konsumen, menjadi kendala bagi pelaku usaha syariah dalam melancarkan penetrasi pasarnya.

Sebagai gambaran, segmen perasuransian dan pembiayaan syariah masih jadi yang paling dominan di industri IKNB. Aset perasuransian syariah berjumlah Rp 38,66 triliun, atau setara 38,9% terhadap total aset yang dimiliki IKNB syariah. Sementara aset dari industri pembiayaan syariah berjumlah Rp 37,61 triliun serta menyumbang porsi sebesar 37,9%.

Direktur Utama AJS Amanahjiwa Giti Artha (Amanah Githa) Salim AL Bakry menilai potensi bisnis asuransi syariah di dalam negeri masih sangat besar namun perlu ditingkatkan lewat kerjasama dengan sejumlah mitra. "Sehingga lebih banyak lagi potensi pasar yang bisa dimanfaatkan," ujar Salim.

Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia Ahmad Sya'roni bilang, hingga akhir 2017 industri asuransi syariah masih akan tetap tumbuh positif. Pelaku usaha pun diminta meningkatkan kompetensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×