kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dampaknya jika bank tidak menaikkan bunga simpanan


Rabu, 01 Agustus 2018 / 23:20 WIB
Ini dampaknya jika bank tidak menaikkan bunga simpanan
ILUSTRASI. Jalan Tol layang Jakarta-Cikampek II


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Persaingan bank dalam berburu dana pihak ketiga (DPK) dinilai sangat mengkhawatirkan. Salah satunya, kekhawatiran adanya pergeseran likuiditas dari bank kecil yang lambat menaikkan bunga simpanan ke bank besar yang responnya lebih cepat. 

Bhima Yudhistira Adhinegara, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, bank besar yang DPK-nya gemuk saat ini cenderung main aman dengan memarkir kelebihan dananya di surat berharga. “Sementara bank yang penyalurannya banyak ke sektor UMKM adalah bank kecil. Nah, mereka bisa kesulitan menjaring dana murah. Ini kurang sehat,” katanya.

Menurut Bhima, peta persaingan bank di Indonesia memang masih terbilang kurang sehat. Saat ini, ada sekitar 115 bank yang berebut dana simpanan, akhirnya masing-masing saling menaikkan bunga simpanan untuk sweetener alias pemanis. Dia bilang, bank seakan mengemis ke nasabah, khususnya nasabah korporasi. 

Belum lagi, adanya kebijakan BI yang kembali menerbitkan sertifikat BI (SBI) dan pemerintah yang jor-joran mengeluarkan Surat Berharga Negara (SBN). Sekarang SBN menawarkan bunga hingga 7%–8% per tahun, tergantung tenor. Sementara bunga deposito bank hanya rata-rata sebesar 5,8% per tahun per 25 Juli 2018. 

Walhasil, kebijakan tersebut membuat nasabah semakin banyak memiliki pilihan instrumen investasi untuk menempatkan dananya. “Nah, di tengah situasi persaingan yang ketat seperti itu, bank-bank dipaksa mengikuti permainan suku bunga simpanan,” imbuh Bhima.

Lantas, apa dampaknya jika bank tidak menaikkan bunga simpanan? Menurut Bhima, salah satu dampaknya adalah dana simpanan bank bisa tergerus dan berpotensi mengganggu likuiditas. Kondisi ini nantinya berimplikasi pada terganggunya intermediasi perbankan dalam menyalurkan kredit sektor riil. 

Dengan kata lain, bank akan menahan diri tidak terlalu agresif menyalurkan kredit karena harus mengamankan likuiditasnya terlebih dahulu. Imbasnya, kredit tumbuh melambat, dan efek ke perekonomian secara menyeluruh kurang bagus. Nah, kondisi ini dilematis bagi bank. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×