kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,51   5,16   0.56%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Pefindo Biro Kredit sasar kenaikan pendapatan dua kali lipat di 2019


Selasa, 19 Maret 2019 / 19:46 WIB
Ini strategi Pefindo Biro Kredit sasar kenaikan pendapatan dua kali lipat di 2019


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pefindo Biro Kredit (PBK) tengah mengincar partumbuhan pendapatan dua kali lipat dibandingkan pencapaian di 2018 lalu. Perusahaan yang tergolong dalam Lembaga pengelola informasi perkreditan (LPIP) atau biro kredit swasta yang mengelola data kredit ini masih melihat banyak peluang di sepanjang 2019.

Direktur Utama PBK Yohanes Arts Abimanyu menyatakan guna mencapai target tersebut pihaknya sudah menyiapkan berbagai langkah. Pertama menargetkan agar produknya dapat digunakan oleh 245 lembaga keuangan atau anggota. Atau tumbuh 52% yoy dari pencapaian tahun lalu sebanyak 161 anggota. Hingga Februari 2019, PBK sudah memiliki 175 anggota.

PBK memberikan dua layanan yakni pefindo score and report yang memberikan kredit skoring debitur dengan riwayat dan informasi kredit. Kedua Pefindo Profiling yakni data agregat statistik profil nasional yang disadijkan sesuai permintaan untuk kebutuhan pengambil kebijakan bagi lembaga keuangan.

Produk PBK tersebut disusun berdasarkan olahan data yang terdiri dari 143 juta fasilitas kredit, juga 90 juta data debitur individu dan 500.000 debitur badan usaha yang sudah dimiliki sejak perusahaan berdiri. Bahkan setiap bulannya lebih kurang terdapat tambahan data fasilitas kredit maupun jumlah debitur sebesar 56 juta hingga 57 juta.

“Skema bisnis kami ialah mereka membayar keanggotaan tahunan. Juga membayar setiap kali melakukan pengecekkan calon debitur. Berapanya bervariasi tergantung jumlah volume data yang diminta,” ujar Yohanes di Jakarta pada Selasa (19/3).

Pada 2018 lalu PBK melayani 6,3 juta permintaan data dari para anggota. Nilai ini meningkat 462,5% yoy dari permintaan 2017 sebanyak 1,12 juta permintaan. Kedati demikian, permintaan data di PBK masih jauh lebih rendah dibandingkan di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2018 sebanyak 47,11 juta permintaan.

“Permintaan di SLIK lebih tinggi karena gratis, sedangkan PBK berbayar karena kami memberikan laporan kredit lebih lengkap dan ada opininya. Pada 2019 ini target kami dapat melayani 13,2 juta permintaan atau sekitar 30% dari pencapaian SLIK OJK di 2018,” jelas Yohanes.

Yohanes menyatakan dari 175 anggota saat ini terdapat 23 bank umum seperti BRI, BNI, dan CIMB Niaga. Juga dari 51 BPR dan 60 perusahaan multifinance seperti Adira Finance, Home Credit, dan WOM Finance. Selain itu terdapat 7 lembaga keuangan khusus seperti pegadaian, penjamin kredit, sekuritas, dan pembiayaan ekspor.

Juga ada 2 perusahaan non Lembaga keuangan seperti Traveloka dan Retail Courts. Terdapat 10 anggota dari koperasi, dan 22 perusahaan fintech peer to peer lending. Yohanes bilang pada tahun ini pihaknya masih akan memfokuskan untuk menjaring anggota dari bank dan multifinance. Lantaran Otoritas Jasa Keuangan memberikan izin PBK sebagai LPIP swasta untuk membantu mitigasi resiko kedua industri keuangan ini.

Asal tahu saja, Rasio NPL anggota Pefindo Biro Kredit tercatat pada awal tahun lalu berada di level 3,1% dan menurun hingga akhir 2018 di level 1,3%. Sedangkan dari data SLIK milik OJK mencatat NPL lembaga keuangan juga menurun dari 2,6% di awal 2018 menjadi 1,7% di penghujung 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×