kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan penyertaan sebabkan NPF modal ventura semakin melandai


Minggu, 25 Agustus 2019 / 17:53 WIB
Kenaikan penyertaan sebabkan NPF modal ventura semakin melandai
ILUSTRASI. Presiden Direktur PT Astra Mitra Ventura Jefri R Sirait


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) modal ventura mengalami penurunan drastis di Semester I 2019.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, Semester I 2019, NPF industri modal ventura mengalami penurunan menjadi 4,02% dari 5,02% pada posisi Semester I 2018.

Baca Juga: NPF Ventura Giant Asia turun 0,2% di semester I, begini strateginya

Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri Sirait mengatakan, pendorong penurunan NPF ini karena adanya kenaikan penyertaan modal ventura di Semester I 2019.

Data OJK menunjukkan, total penyertaan modal ventura naik 24,6% secara year on year (yoy) menjadi Rp 10,1 triliun dari Rp 8,1 triliun di Semester I 2018.

"Secara asset kita di industri mencatat pertumbuhan. Tentunya lebih baik dan dengan asset yang lebih sehat, industri juga terus memperkuat penyehatan pada industri kecil menengah dengan beberapa langkah penyehatan. Terutama dengan perkuatan pasar atau kita bantu dengan restructure loan mereka. ini 2 hal yang industri lakukan,"kata Jefri Sirait kepada Kontan.co.id, Minggu (25/8).

Baca Juga: Tutup pendanaan US$ 75 juta, East Ventures terus investasi ke startup Asia Tenggara

Faktor lain terjadinya penurunan NPF di Semester I, menurut Jefri penyertaan modal ventura ke sektor produktif yang meningkat membuat kualitas penyertaan turut membaik karena ada nilai tambah dari industri tersebut. "Tentu sebagai fungsi NPF itu salah satu alsannya, jika kalau asset naik kan NPF akan semakin kecil,"jelas Jefri.

Di tahun ini Jefri memprediksi semua sektor mempunyai peluang menjadi sektor yang didorong untuk tumbuh. Ambil contoh, seperti otomotif, makanan dan minuman, kimia dasar, perdagangan, restoran, dan hotel, sektor ini masih bisa berkembang karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Jefri berharap, angka NPF ini bisa bertahan hingga akhir tahun. atau, paling tidak ada di bawah angka 5%. Semester II, Jefri yakini kondisi ekonomi akan lebih baik dalam hal-hal produktif.

Baca Juga: Rumor hangat: BTN akan beli Fintek Karya Nusantara Rp 135 miliar?

"Kami berharap pertumbuhan bisa stabil dan membaik di Semester II ini dan bisa mempertahankan di bawah 5%, walaupun pengelolaan asset di sektor UKM cukup beresiko,"kata Jefri Sirait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×