kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit bermasalah bank kecil menanjak


Senin, 13 Agustus 2018 / 07:12 WIB
Kredit bermasalah bank kecil menanjak
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah Bank Dinar


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai pertengahan tahun 2018, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bank kecil masih berada di atas 3%. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukan, per Mei 2018 NPL kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) I naik menjadi 3,13% dari posisi Mei 2017 2,63%.

Sementara BUKU II justru mencatatkan perbaikan NPL dari 3,66% menjadi 3,47% hingga akhir Mei 2018. Posisi tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata NPL industri per Mei 2018, sebesar 2,75%.

NPL yang relatif tinggi karena kemampuan membayar debitur mengalami penurunan. Hal ini terjadi pada penyaluran kredit Bank Dinar. Tercatat per Juni 2018 NPL perseroan ini berada di level 2,63% meningkat sebanyak 65 basis poin (bps) dari posisi setahun sebelumnya yang berada di level 1,87%.

Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie mengatakan, mayoritas kredit bermasalah datang dari pelaku usaha di sektor perdagangan. Meski begitu, bank bersandi emiten DNAR di Bursa Efek Indonesia ini yakin pihaknya mampu menekan laju NPL hingga ke level 2,16% di akhir 2018 mendatang.

PT Bank Sahabat Sampoerna juga mencatatkan kenaikan NPL. Hanya saja, Direktur Keuangan Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra menjelaskan, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, NPL saat ini terbilang menurun dan cenderung stabil dibandingkan tahun lalu.

Tercatat, per semester I-2018, rasio NPL Bank Sampoerna berada di posisi 3,8% atau naik 10 bps dibanding tahun sebelumnya. Itu lantaran mayoritas kredit mengalir ke segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) cenderung punya resiko lebih tinggi bila dibandingkan segmen lain.

Henky menyebut bagi bank penyalur kredit UMKM, NPL di sekitar level 3% merupakan hal yang masih normal. "Sebanyak 80% portofolio UMKM, kami memang fokus di segmen ini. Sehingga NPL sekitar 3% itu masih terbilang normal. Memang di bisnis ini (UMKM) NPL bahkan biasanya bisa mencapai 4%," tegasnya.

Hingga akhir tahun, Bank Sahabat Sampoerba masih akan menjaga rasio kredit macet di level 3%. Sampai Juni 2018 lalu, Bank Sampoerna telah menyalurkan kredit senilai Rp 6,8 triliun atau tumbuh 12,4% secara yoy dibandingkan Juni setahun yang lalu sebesar Rp 6,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×