kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit semakin deras, pertumbuhan dana bank di surat utang melambat


Selasa, 20 November 2018 / 21:59 WIB
Kredit semakin deras, pertumbuhan dana bank di surat utang melambat
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan kepada masyarakat semakin deras. Hal ini menyebabkan perlambatan pertumbuhan dana bank di surat berharga.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pertumbuhan dana di surat berharga sebesar 1,79% year on year (yoy) menjadi Rp 1.000,59 triliun pada September 2018.

Sedangkan pertumbuhan kredit perbankan hingga kuartal ketiga 2018 tumbuh 12,99% yoy menjadi 5.175,05 triliun. Padahal pada Agustus 2018, pertumbuhan dana bank di surat berharga tumbuh Agustus pertumbuhannya 4,68% yoy menjadi Rp 986,97 triliun dan kredit tumbuh 12,31% yoy menjadi Rp5.084,5 triliun.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Boedi Armanto menyebut hal ini lumrah pada industri perbankan.

"Biasanya penempatan di surat berharga itu sementara saja, sebelum diberikan ke kredit. Jadi kalau kredit meningkat maka surat berharga menurun, dengan catatan perkembangan Dana Pihak Ketiga tidak melebihi kredit," ujar Boedi kepada Kontan.co.id, Senin (19/11).

Lanjut Boedi, tahun depan kredit pada industri perbankan akan lebih baik di bandingkan 2018. Boedi melihat beberapa sektor yang dapat mendorong pertumbuhan kredit di tahun politik yakni pertambangan, pertanian, perkebunan, konstruksi, infrastruktur, dan konsumsi.

Senada, Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk Vera Eve Lim menyatakan penempatan dana di pasar surat berharga biasanya tidak besar. Lantaran pilihan surat utang korporasi terbatas dan biasanya kurang likuid. Hingga September 2018 penempatan dana di surat berharga hanya 5% dari total aset bank.

Dalam laporan keuangan, aset bank mencapai Rp 798,96 triliun per September 2018. Sedangkan kredit tumbuh 17,3% yoy menjadi Rp 515,81 triliun. Presiden Direktur Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja juga masih optimistis kredit masih akan tumbuh pada 2019.

Jahja menyatakan untuk saat ini, bank dengan sandi saham BBCA ini menargetkan pertumbuhan kredit 10%-12% secara tahunan. Jahja mengaku target ini konservatif, lantaran bank tidak mau terlalu optimistis. Lantaran bisa saja pencapaian melebihi target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×