kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju kredit 2017 hanya akan naik tipis dari 2016


Rabu, 16 November 2016 / 18:11 WIB
Laju kredit 2017 hanya akan naik tipis dari 2016


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Ibarat anak tangga, langkah pertumbuhan kredit masih lemah untuk naik satu hingga dua anak tangga. Tercermin dari sejumlah regulator seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi kredit akan naik tahun 2017 namun kenaikan tak jauh dari pertumbuhan kredit tahun 2016.

Doddy Ariefianto, Direktur Grup Risiko dan Perbankan Sistem Keuangan LPS memperkirakaan pertumbuhan kredit pada kisaran 9%-10% di tahun 2017, angka ini lebih baik dibandingkan perkiraan pertumbuhan kredit 8%-9% di tahun 2016. “Prospek ekonomi yang diprediksi masih sekitar 5,1% menyebabkan permintaan kredit belum tinggi,” ucapnya, Rabu (16/11).

Disamping itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) masih cukup tinggi meskipun sudah mulai menurun membuat bank mengurangi penyaluran kredit. Adapun, penopang kredit untuk tahun 2017 masih pada segmen kredit konsumer dan manufaktur yang potensial untuk dibiayai kredit.

Misalnya, kredit konsumer seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) masih ada permintaan setelah ada pelonggaran loan to value (LTV) untuk rumah pertama dan selanjutnya, serta sektor kredit konstruksi karena pemerintah tengah gencar membangun infrastruktur.

Sementara itu, OJK memprediksi, kredit perbankan 2017 bisa tumbuh hingga dua digit, berkisar 9%-11%. Angka itu lebih tinggi ketimbang prediksi tahun ini yang cuma 6%-7%. Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner OJK Bidang Perbankan mengatakan, sejumlah faktor bakal menopang penyaluran kredit perbanakn di tahun depan.

“Salah satunya mulai membaiknya harga komoditas,” katanya. Bila prediksi OJK tersebut terbukti, tahun depan akan menjadi titik balik pertumbuhan kredit perbankan Indonesia. Sebab, sejak tahun 2012 silam, tren penyaluran kredit terus menurun karena perlambatan ekonomi dan likuiditas yang sempat terbatas.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) kredit perbankan tercatat sebesar Rp 4.243,80 triliun per September 2016 atau tumbuh 6,34% dibandingkan posisi Rp 3.990,46 triliun per September 2015. Kredit tersebut mengalir untuk rupiah senilai Rp 3.617,38 triliun dan kredit untuk valuta asing (valas) senilai Rp 594,99 triliun.

Sedikit lebih optimis, BI memprediksi pertumbuhan kredit bisa mencapai level 10% hingga 12% di tahun mendatang. Pasalnya, kisaran pertumbuhan kredit berada pada level 7%-9% di tahun 2016 dengan asumsi kredit akan mengarah pada level 8% di akhir tahun.

Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI sebelumnya mengatakan, permintaan kredit masih lemah karena perlambatan ekonomi membuat korporasi menahan diri untuk mengajukan kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×