kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merger bank BUMN Syariah bakal jadi bank kelas kakap


Selasa, 25 Agustus 2020 / 13:19 WIB
Merger bank BUMN Syariah bakal jadi bank kelas kakap
ILUSTRASI. Suasana di salah satu bank syariah di Jakarta, Jumat (29/5). Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) mengatakan bank syariah cenderung menanggung risiko yang lebih kecil saat pandemi covid-19 bila dibandingkan dengan kondisi bank konvensional. Konsep


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Rencana Kementerian BUMN untuk melakukan penggabungan atau merger bank syariah yang merupakan anak-anak usaha bank berplat merah masih berlanjut. Jika tidak ada aral melintang, merger ini akan selesai pada awal tahun 2021 mendatang.

Bank Syariah Mandiri (BSM) selaku anak usaha dari Bank Mandiri mendukung penuh rencana merger ini. Toni EB Subari, Direktur Utama Mandiri Syariah mengatakan, rencana merger ini merupakan hal menarik yang akan membuat pangsa pasar bank syariah semakin besar.

Baca Juga: Meski ditekan pandemi, laba Bank Syariah Mandiri masih naik 30,5% di semester I

Dalam hitungan kasar, Toni mengatakan, jika empat bank syariah milik pemerintah ini berhasil merger maka aset yang akan dimiliki mencapai Rp 207 triliun. Tentunya, potensi memperkuat pembiayaan dan pendanaan akan semakin besar.

“Jika bank syariah dari BUMN ini merger maka akan masuk dalam kelompok 10 bank besar secara nasional,” katanya, Selasa (25/8).

Untuk itu, BSM akan mendukung rencana pemegang saham ini, salah satunya dengan terus melakukan komunikasi dengan Kementerian dan pemegang saham.

Hery Gunardi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, rencana merger ini berpotensi untuk meningkatkan penetrasi bank syariah di tanah air.

Baca Juga: Ini penyebab NPL bank besar meningkat meski sudah gelar program restrukturisasi

Saat ini, pangsa pasar bank syariah hanya 8,5%-9%, atau ketinggalan jauh dengan bank syariah dari negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 40%-50%.

Sejauh ini, tujuan pemegang saham untuk mengawinkan anak-anak usaha di bidang perbankan syariah ini agar mereka dapat tumbuh lebih solid dan sejajar dengan perbankan lainnya. Apalagi, Indonesia punya pasar syariah dan industri halal yang sangat luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×