kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski kredit melambat, bankir yakin pendapatan biaya dan komisi tetap tumbuh


Senin, 16 Maret 2020 / 19:59 WIB
Meski kredit melambat, bankir yakin pendapatan biaya dan komisi tetap tumbuh
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank BCA di Tangerang Selatan, Jumat (8/11). Perbankan terus mendorong pendapatan berbasis biaya dan komisi untuk mengimbangi penurunan net interest margin (NIM)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/11/2019.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus mendorong pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income (FBI) untuk mengimbangi penurunan net interest margin (NIM) di tengah tren penurunan suku bunga.

Sejumlah bank optimis masih bisa menorehkan pertumbuhan FBI tahun ini meskipun penyaluran kredit berpotensi melambat tengah perlambatan ekonomi global dan dampak dari wabah virus corona.

Baca Juga: Meski corona mewabah, deretan saham emiten ritel ini masih menarik untuk dilirik

Perkembangan penyaluran kredit mempengaruhi pendapatan biaya dan komisi di industri perbankan. Administrasi kredit merupakan salah satu menyumbang fee based income. Walaupun pendapatan dari administrasi kredit menurun jika kredit melambat, bank menyakini bisa menorehkan pertumbuhan FBI dengan mengoptimalkan dari sumber lain.

PT Bank Mandiri Tbk misalnya mengakui melambatnya pertumbuhan kredit akan berdampak pada pendapatan administrasi kredit. Namun, bank pelat merah ini akan mendorong sumber FBI lain seperti treasury dan transaction banking, termasuk transaksi dengan e-commerce, guna mengkompensasi penurunan pendapatan fee dari kredit.

Dengan begitu, Bank Mandiri masih optimis fee based income tahun ini masih akan tumbuh. "Apalagi admin kredit bukan kontributor terbesar fee based income Mandiri. Top contributor masih dari terasury dan collection," kata Hery Gunardi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri pada Kontan.co.id, Senin (16/3).

Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan FBI tumbuh sekitar 2%-3%. Adapun tahun lalu total core non interet income bank ini tumbuh sebesar 5% menjadi Rp 21,74 triliun dimana penyumbang utama berasal dari cash recovery, fee administrasi,transfer dan retail transaction, foreign exchange gains, kartu kredit.

Baca Juga: Pasar modal anjlok, DPLK alihkan investasi ke deposito dan surat utang

Bagi Bank BCA perlambatan permintaan kredit tidak terlalu berdampak signifikan terhadap FBI perseroan secara keseluruhan. Pasalnya, fee administrasi kredit hanya berkontribusi di bawah 15% terhadap total pendapatan biaya dan komisi bank ini. Sumber terbesar salah satunya masih dari simpanan nasabah yang menyumbang hampir 35%.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×