kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mulai ekspansif, Bank Jatim cetak laba Rp 1,38 triliun tahun lalu


Kamis, 30 Januari 2020 / 14:39 WIB
Mulai ekspansif, Bank Jatim cetak laba Rp 1,38 triliun tahun lalu
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di Bank Jatim ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/20/07/2018.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) berhasil mencetak kinerja positif sepanjang tahun 2019. Hal ini tercermin dari total laba bersih yang mencapai Rp 1,38 triliun. Angka tersebut meningkat 9,22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 1,26 triliun.

Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menilai, pertumbuhan tersebut ditopang dari beberapa indikator. Salah satunya dari pertumbuhan aset perusahaan yang hingga Desember 2019 lalu mencapai 76,73 triliun atau tumbuh 22,37% secara year on year (yoy).

Baca Juga: Tekan BOPO, bank cari siasat untuk mendorong efisiensi

Bila dirinci, pertumbuhan aset tersebut tentunya tidak terlepas dari realisasi kredit. Sampai akhir tahun lalu total kredit sudah menembus Rp 38,35 triliun. Kredit tersebut tumbuh 13,16% secara yoy dan menjadi penyaluran kredit tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. 

Pertumbuhan kredit ini juga diikuti dengan penurunan rasio non performing loan (NPL) secara signifikan dari 3,75% di 2018 menjadi 2,77% tahun lalu. "Kredit di sektor konsumsi menjadi penyumbang tertinggi selama 2019 yaitu sebesar Rp 23,10 triliun atau tumbuh 7,12% secara yoy," ujarnya di Jakarta, Kamis (30/1).

Adapun, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) justru melampaui realisasi kredit. Tahun lalu total DPK Bank Jatim sudah menembus Rp 60,55 triliun meningkat dari periode 2018 yang mencapai Rp 50,91 triliun atau naik 18,91% yoy. 

Baca Juga: Laba bank melempem di tahun lalu, bagaimana dengan tahun ini?

Ferdian menjelaskan, kenaikan DPK yang signifikan ini salah satunya berasal dari banyaknya dana giro yang masuk kembali ke struktur pendanaan perseroan terutama dari nasabah-nasabah korporasi.




TERBARU

[X]
×